Fakta Mengejutkan di Balik Pabrik Tahu Berformalin

Fakta Mengejutkan di Balik Pabrik Tahu Berformalin
Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda atau yang akrab disapa Finda memimpin sidak di 3 pabrik tahu. FOTO: KRIS SAMIAJI/SUMATERA EKSPRES

Sampel lantas di bawah ke BTKL (Balai Teknik Kesehatan Lingkungan) PPM Kelas 1 Palembang. Tapi untuk hasil akurat butuh waktu 12 hari kerja. Hasil pengecekan, tahu pedagang Pasar 26 Ilir, Padang Selasa, dan Klinik 7 Ulu positif formalin, sementara tahu dari Pasar Km 5 negatif.

Yang positif ini tahunya kenyal seperti karet, disimpan empat hari masih baik, tidak busuk. Bahkan saat dilempar tahu tidak pecah dan menggelinding seperti bola.

Kenyal, Kandung Formalin

Yenita DCN MPH RD, ahli gizi klinik Rumah Sakit Dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang mengingatkan, formalin merupakan larutan tidak berwarna. Baunya sangat menusuk. Di dalamnya terkandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air.

Biasanya ditambahkan metanol hingga 15 persen sebagai pengawet. “Formalin dikenal luas sebagai bahan pembunuh hama (desinfektan) dan banyak digunakan dalam industri,” ujarnya.

Formalin, tambah Yenita, juga mengandung larutan formaldehyde. Bahan ini tidak boleh digunakan untuk makanan, melainkan bahan pengawet mayat. “Bayangkan saja, jika bahan pengawet mayat, dikonsumsi oleh manusia.”

Konsumsi formalin dalam jangka panjang, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Seperti kanker hati, limfa, gangguan pada jantung, gangguan pada otak, ginjal, dan organ lainnya.

“Pangan formalin ini sebetulnya sudah lama. Hanya masyarakat tidak mengetahui ciri-cirinya. Harus ada kampanye massal soal ini.” (tim)


Tahu berformalin yang ditemukan kali ini menggemparkan. Sang pengusaha menyalahkan pedagang. Tapi, temuan teranyar justru tahu-tahu itu, sudah dicampur


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News