FAO Khawatirkan Terjadinya Kerusuhan Sosial Akibat Rawan Pangan

FAO Khawatirkan Terjadinya Kerusuhan Sosial Akibat Rawan Pangan
FAO Khawatirkan Terjadinya Kerusuhan Sosial Akibat Rawan Pangan

Beberapa kemajuan memang telah dibuat dalam pertempuran melawan kelaparan global, dengan produksi sayuran di Asia dan Pasifik, di mana lebih dari tigaperempat sayuran dunia tumbuh. Kondisi ini meningkat sebesar 25 persen selama dekade terakhir.

Perkiraan FAO, sekitar 842 juta orang di dunia tetap dalam kondisi kurang gizi, dan hampir dua pertiga dari mereka tinggal di Asia Pasifik. Dimana satu dari empat anak di bawah usia lima tahun terhambat karena kekurangan gizi .

Untuk mengatasi masalah tersebut, badan PBB telah menggariskan dua opsi yakni meningkatkan lahan garapan serta tingkat produktivitas. Pasalnya, kurangnya lahan dan tingkat pertumbuhan lamban pada tanaman bahan pokok telah mempersulit upaya untuk memperkuat dua pilar ketahanan pangan .

Selama dua tahun terakhir, tingkat produktivitas padi dan gandum sekitar 0,6-0,8 persen. Pemerhati lingkungan juga telah mendesak metode distribusi makanan yang lebih baik. Pada Februari, FAO, Bank Dunia dan World Resources Institute memperkirakan bahan pangan yang terbuang sekitar 25-33 persen dari makanan yang dihasilkan atau setara empat miliar metrik ton.

Produksi pertanian yang lebih efisien, cara yang lebih baik untuk menyimpan makanan dan bahan pangan beragam secara biologis, sistem pangan lokal yang tahan terhadap perubahan global juga menjadi salah satu solusi untuk membantu mengatasi ancaman kerawanan pangan. (esy/jpnn)


MOSKOW -- Populasi dunia diperkirakan mencapai sembilan miliar pada 2050. Meningkatnya pertumbuhan populasi harus dibarengi dengan ketersediaan bahan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News