Fatah dan Hamas Berdamai, Palestina Merdeka Semakin Dekat

Fatah dan Hamas Berdamai, Palestina Merdeka Semakin Dekat
Warga Palestina di Gaza merayakan ditandatanganinya perjanjian rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah. Foto: Reuters

Ada harapan besar jika pergantian pengelolaan itu akan meminimalkan, bahkan menghilangkan blokade yang kerap dilakukan Mesir. Bila lalu lintas di Rafah lancar, otomatis perekonomian di Gaza meningkat.

Kedua pihak juga setuju jika pemilu legislatif, presiden, dan dewan nasional akan digelar setahun setelah penandatanganan. Sebelum pemilu, Hamas dan Fatah membentuk pemerintahan sementara.

Palestina menggelar pemilu legislatif kali terakhir pada 2006. Saat itu, Hamas menang. Pemilu tersebut berujung konflik antara Hamas dan Fatah yang akhirnya memicu perang sipil mulai Januari 2006–Mei 2007. Perang itu berakhir dengan perpecahan. Hamas memimpin di Gaza dan Fatah berkuasa di Tepi Barat.

Nah, dalam rekonsiliasi kali ini, Hamas setuju untuk menyerahkan kontrol administratif Gaza ke pemerintahan yang baru per 1 Desember mendatang.

Ada 40–50 ribu pegawai negeri sipil yang dipekerjakan Hamas di Gaza sejak 2007. Belum ada penjelasan detail apakah mereka akan tetap dipekerjakan atau diganti dengan armada yang baru.

Rencananya, PA menerjunkan 3 ribu pasukan keamanan Fatah untuk bergabung dengan pasukan kepolisian Gaza. Hamas selama ini memiliki 25 ribu pasukan dengan persenjataan lengkap.

Mereka merupakan pasukan bersenjata paling kuat di Palestina dan tiga kali berperang dengan Israel sejak 2008.

Keberhasilan rekonsiliasi yang dijembatani Mesir itu merupakan kesuksesan yang luar biasa. Selama ini, beberapa negara berusaha menyatukan Hamas dan Fatah, tapi tak pernah berhasil.

Dengan bersatunya Fatah dan Hamas, Palestina semakin kuat dan fokus mengakhiri pendudukan Israel

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News