Fenomena Hijrah dan Ancaman Bagi Kelompok Mapan

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Fenomena Hijrah dan Ancaman Bagi Kelompok Mapan
Ilustrasi. Jemaah menunaikan salat saat pandemi. Foto: Ricardo/JPNN.com

Muncullah generasi ustaz digital seperti Adi Hidayat, Khalid Basalamah, Hanan Attaki, Ustaz Abdul Somad, dan banyak lagi. 

Mereka mempunyai follower jutaan jemaah dan ceramahnya diikuti dengan sangat antusias setiap saat.

Fenomena hijrah ini dianggap membawa bibit ekstremisme dan radikalisme, terutama karena ajaran pemurnian Islam yang sering tidak berkesesuaian dengan Islam tradisional yang lebih dulu mapan di Indonesia. 

Gerakan Islam hijrah sering berbenturan dengan tradisi lokal seperti wayang dan kesenian tradisional. Beberapa gerakan hijrah juga mengharamkan musik dan hiburan.

Hal ini menimbulkan ancaman bagi kemapanan status quo. 

Organisasi-organisasi Islam besar seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama juga sering merasa resah oleh aktivitas kelompok hijrah ini. 

Kelompok hijrah dianggap anti-organisasi dan sering mendiskreditkan aktivitas organisasi seperti yang selama ini dilakukan oleh Muhammadiyah dan NU. 

Inilah yang menjadi sumber ketegangan gerakan hijrah dengan organisasi Islam yang mapan.

Hijrah menjadi salah satu fenomena paling penting dalam sejarah perkembangan Islam. Berbagai gerakan hijrah marak di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News