Festival Film Indonesia di Melbourne Tampilkan 'Wajah Lain Indonesia'

Film 3 Nafas Likas yang diangkat dari kisah nyata berlatar belakang di era tahun 1930 hingga 2000-an menjadi film pembuka festival.
"Indonesia dinamai juga sebagai ibu pertiwi, jadi Indonesia sangat menghargai seorang perempuan, dan film ini menceritakan seorang perempuan Indonesia yang sangat biasa tapi ia hidup di masa yang sangat luar biasa," jelas Rako Rijanto, sang sutradara.
"Dan karakter ini sangat mewakili perempuan-perempuan Indonesia pada jaman saat itu dan menjadi inspirasi bagi perempuan saat ini," tambahnya.
Menurutnya, festival film dan budaya semacam ini memiliki peranan penting untuk meningkatkan hubungan Indonesia dan Australia.
"Misi budaya seperti ini bisa meningkatkan kerja sama dengan Australia, karena kita melihat akhir-akhir ini isu politik kedua negara sangat sensitif dan hubungan kedua negara ini sangat penting," jelas Rako kepada Erwin Renaldi dari ABC International.
"Sebagai orang film, mungkin suatu hari kita bisa bikin film tentang human trafficking, pengungsi-pengungsi asal Timur Tengah, mungkin bisa artis Australia dan Indonesia bekerja sama dan mengangkat isu-isu tertentu sehingga salah paham bisa terulang kembali," ungkapnya.

Festival Film Indonesia 2015 digelar hingga 18 April mendatang di Australian Centre for Moving Image (ACMI), Federation Square, Melbourne.
Kota Melbourne kembali menjadi tuan rumah Indonesian Film Festival (IFF). Tahun ini film-film yang ditampilkan mengangkat kekayaan budaya nusantara
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas