Firasat Kepergian Itu Terjadi di Jombang

Di Lokasi Makam Sudah Drop, Ngotot Tetap Berziarah

Firasat Kepergian Itu Terjadi di Jombang
JOMBANG - Almarhum Gus Dur dengan didampingi Shinta Nuriyah saat berada di Jombang, Kamis (24/12) pekan lalu. Foto: Radar Mojokerto.

Dalam kepengurusannya, dia berhasil memberikan sumbangsih yang sangat besar. Dia adalah satu-satunya ketua yayasan yang mampu menyatukan ponpes yang memiliki beberapa cabang tersebut. "Kalau ngomong soal sumbangsih, tentu sangat besar. Salah satu di antaranya, dia mampu menyatukan pondok yang telah bercabang-cabang itu," ungkap A Hafidz Ahmad.

Selain itu, ponpes tersebut mampu menjadi magnet bagi masyarakat di Jawa dan luar Jawa. Terbukti, meski hanya menjabat ketua yayasan selama tiga tahun, Gus Dur mampu membesarkan dan mengharumkan nama Mamba'ul Ma'arif dengan ribuan santrinya.

Karena Gus Dur lahir di Desa Denanyar, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, beberapa keluarganya yang berada di Denanyar, Jombang, berharap agar dia dimakamkan di Denanyar. "Saya sangat mengharapkan Gus Dur dimakamkan di sini. Sebab, rumah ini, tanah ini, pernah menjadi kenangan Gus Dur kecil," kata Hafidz.

Harapan tersebut, katanya pula, bukan keinginan yang baku. Itu masih bisa dirembukkan lagi. "Makam keluarga Gus Dur kan berada di Tebuireng. Besar kemungkinan, ya, dimakamkan di sana," tuturnya. (mg1/mg2/nk/jpnn/kum)

Enam hari sebelum meninggal, Gus Dur menyempatkan diri berziarah ke makam para leluhurnya di Jombang. Inikah firasat sebelum pergi untuk selamanya?


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News