Freeport dan Newmont Butuh Satu Smelter Lagi

Freeport dan Newmont Butuh Satu Smelter Lagi
Freeport dan Newmont Butuh Satu Smelter Lagi

JAKARTA - Pemerintah terus mendorong investasi smelter di Indonesia. Hal ini seiring bertumbuhnya proyeksi kinerja sektor mineral dan batu bara (minerba).
Dari PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Newmont Nusa Tenggara (NNT), Indonesia butuh tambahan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) dengan kapasitas 1,2 juta ton konsentrat per tahun.

Dirjen Minerba Kementerian ESDM Sukhyar menyatakan, investor seharusnya mempersiapkan proyek fasilitas pemurnian tembaga mulai sekarang. Sebab, proyek smelter dari Freeport berkapasitas 1,6 juta ton per tahun tak bisa menampung semua produksi dua perusahaan itu.

"Freeport kan sedang mengembangkan area pertambangan bawah tanah. Sedangkan Newmont punya rencana pengembangan Blok Elang," ungkapnya di Jakarta kemarin (9/9).

Karena itu, dia mengimbau investor segera mempersiapkan proyek smelter dari sekarang. Menurut dia, potensi produksi yang bakal tak tertampung mencapai 1,2 juta ton konsentrat tembaga.

Kelebihan produksi itu diperkirakan terjadi pada 2021. Untuk mengakomodasi kelebihan tersebut, idealnya proyek sudah mulai dipersiapkan tahun ini.

"Belum lagi ada tambahan dari Gorontalo Mining. Proyeksinya bakal berproduksi pada 2021. Bisa menambah produksi nasional 200 ribu ton per tahun. Nah, harus dimulai dari sekarang (proyeknya) supaya bisa langsung beroperasi saat itu," tambahnya.

Terkait rencana ekspor tahun ini, dia mengaku terus berkomunikasi dengan PTFI dan PT NNT. Kata dia, perwakilan dua perusahaan sudah dipertemukan di kantornya Senin malam (8/9) lalu. Dari sana, pihaknya membahas pembagian jatah ekspor konsentrat tembaga yang dilakukan tahun ini.

Seperti diketahui, ekspor konsentrat mereka dibatasi sesuai kapasitas proyek smelter Freeport yakni 1,6 juta ton. Dari kapasitas tersebut, kuota yang tersisa hanya 900 ribu ton.

JAKARTA - Pemerintah terus mendorong investasi smelter di Indonesia. Hal ini seiring bertumbuhnya proyeksi kinerja sektor mineral dan batu bara (minerba).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News