Freeport Didik Penambang Lokal Papua
Meski demikian, dua suku yaitu Amungme dan Kamoro diberikan keistimewaan untuk masuk IPN meski berbekal ijazah SD.
Selain peserta didik dari ketujuh suku tersebut, IPN juga memberikan kesempatan pada masyarakat Papua lainnya dan masyarakat non-Papua yang lahir dan besar di tanah Papua, serta memiliki kontribusi terhadap Papua.
Pada saat ini terdapat 104 siswa asal Papua yang sedang mengembangkan kemampuannya di IPN.
Untuk menghasilkan tenaga terampil di sektor pertambangan, IPN harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan yang ada di lapangan serta kondisi peserta didik yang mengikuti program pelatihan
Superintendent Apprenticeship Management IPN Suzan Kambuaya melanjutkan, sejak kehadirannya pada 2003 terhitung sebanyak 4.154 orang telah mengenyam pendidikan di IPN.
Dari jumlah tersebut sebanyak 2.422 peserta didik dari Papua yang melanjutkan berkarier di Freeport.
"Para peserta didik memiliki kemampuan yang beragam, sehingga kami harus menyesuaikan pola pendidikan kami. Tapi kami bisa melihat semangat belajar yang luar biasa tinggi," terang Suzan.
IPN juga dilengkapi dengan sejumlah fasilitas kelas dunia, seperti alat simulator untuk truk Caterpilar dan Western Star, serta tiga area simulasi tambang bawah tanah yang dilengkapi dengan fasilitas untuk hauling, loading, dumping, ventilasi dan jackleg.
Minat masyarakat lokal di Papua sangat tinggi untuk belajar tentang pertambangan Freeport.
- Freeport Indonesia Gelar Buka Bersama dan Berbagi dengan 1.000 Anak Yatim & Duafa
- Kisah Berpuasa di Tambang Bawah Tanah PTFI
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Kinerja PT Freeport Indonesia Moncer, Hasil Produksi Melebihi Target
- Gaet 2 Sponsor, PSBS Biak Makin Mantap Hadapi Liga 2
- Pengamat Ekonomi Dukung Menteri Bahlil Syaratkan Freeport Bangun Smelter di Papua