Frogdive, Klub Selam Ekspedisi Sejarah Bawah Laut Indonesia

Berhasil Dokumentasikan Bangkai Kapal Nazi dan Sekutu

Frogdive, Klub Selam Ekspedisi Sejarah Bawah Laut Indonesia
PENASARAN: Tim Frogdive melakukan penyelaman di Laut Jawa–Selat Sunda–Samudra Hindia. Mereka mendokumentasikan kapal zaman perang yang teng- gelam di Selat Sunda. Foto: Dokumentasi Pribadi Frogdive

Sejak beberapa bulan berdiri saja, mereka sudah menelusuri jejak Nazi di Laut Jawa. ’’Ketika itu, rumor adanya Nazi di Indonesia menarik perhatian para frogdiver (istilah anggota komunitas Frogdive) untuk membuktikan,’’ ungkap pria kelahiran Semarang itu.

Setelah melakukan riset, komunitas tersebut memutuskan untuk menyelam ke objek yang diduga U-boat (kapal selam Nazi). Ekspedisi kala itu lumayan berat. Apalagi para frogdiver tidak punya banyak uang untuk menyewa kapal. Jadilah mereka berangkat dari Karimunjawa ke titik lokasi hanya dengan kapal kayu. Mereka berlayar 10 jam untuk menuju ke lokasi sejauh 98 nautical mile.

Sesampai di sasaran, para anggota Frogdive menyelam sekitar 2 jam. Mereka berhasil menemukan objek yang diduga kapal di kedalaman 25 meter. ’’Kami mendapat gambar objek yang memiliki dimensi sekitar 30 meter,’’ ujarnya.

Identifikasi U-boat Nazi juga berdasar sejumlah objek lain yang mereka lihat. Misalnya, temuan lambang swastika di piring dan peralatan makan yang tersisa di sekitar kapal. ’’Keyakinan kami tambah kuat karena melihat objek conning tower dan haluan kapal,’’ terang perwira kelahiran 14 Oktober 1977 itu.

Ady Setiawan, anggota Frogdive sekaligus peneliti sejarah yang terlibat dalam ekspedisi, terkesan dengan penyelaman kala itu. ’’Luar biasa, kami menyelam cuma 2 jam. Tetapi, perjalanannya bolak-balik butuh waktu 20 jam,’’ kenangnya.

Selama ini, Ady termasuk anggota yang paling getol mengikuti ekspedisi Frogdive. Sebab, dia juga memiliki komunitas sejarah Roodebrug yang juga intens meneliti sejarah kemiliteran Indonesia. Selain Ady, sejumlah anggota Roodebrug kini mulai bergabung dalam Frogdive.

Meski didirikan perwira Kopaska, tidak semua anggota Frogdive adalah prajurit TNI. Frogdive terbuka untuk umum. Karena itu, anggotanya pun berasal dari sejumlah latar belakang. ’’Ada yang mahasiswa, advokat, PNS, sampai dokter,’’ terang Ponco.

Hasil ekspedisi U-boat pernah dipaparkan Ady dan Ponco kepada Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo. ’’Pak Menteri memberikan apresiasi khusus terhadap ekspedisi kala itu,’’ kata Ponco. Indroyono mendukung Frogdive untuk mendokumentasikan kapal-kapal perang lain yang karam di perairan Indonesia.

We dive for different reason. Slogan itu dibuat anggota Kopaska TNI-AL Mayor Laut (P) Yudo Ponco Ari untuk klub selam yang didirikannya setahun lalu,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News