Gaduh Vaksin Ketiga Ketika Alokasi dan Distribusi Vaksin di Indonesia Belum Merata

"Enggak ada input data apa-apa, jadi memang [suntikan dosis ketiga itu] enggak ada record-nya," cerita Harry kepada wartawan ABC Indonesia, Hellena Souisa.
"Saya tanya, apa jenis vaksinnya, berharap dapat AstraZeneca. Tapi ternyata Sinovac lagi," tambahnya.
Ia sadar suntikan dosis ketiga yang diterimanya ilegal, tapi ia berharap tidak merugikan siapa pun.
"Saya pikir mungkin selama ini, di tempat-tempat vaksinasi massal kayak gitu ada vaksin yang enggak terpakai tapi sudah telanjur dibuka, jadi mungkin lebih baik diberikan ke saya daripada dibuang."
"Tapi mungkin juga saya sudah mengambil jatah orang yang seharusnya dapat vaksin. Enggak tahu juga," tambahnya, yang sakit COVID-19 tanpa gejala sama sekali tiga minggu setelah mendapat vaksin dosis ketiga.
Sejumlah pejabat mengaku sudah terima vaksin dosis ketiga
Harry bukan satu-satunya orang yang belum diprioritaskan tapi sudah mendapatkan 'booster' vaksin dosis ketiga, apa pun merek vaksinnya.
Dalam kunjungan Presiden Joko Widodo ke Kalimantan Timur, Rabu kemarin (26/08) yang disiarkan langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden, sejumlah pejabat sempat terekam mengaku telah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga.
Padahal, berdasarkan Surat Edaran Kementerian Kesehatan, saat ini 'booster' hanya diberikan kepada tenaga kesehatan maupun tenaga pendukung kesehatan yang telah mendapatkanvaksin COVID-19.
Harry, warga Tangerang, Banten, bukan seorang tenaga kesehatan. Namun, lelaki tengah baya ini sudah memperoleh dosis ketiga vaksin bulan Juli lalu
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas