Gagal Bertemu Komodo, Puas Melihat Monyet
Makin naik ke arah Ruteng, Manggarai, hawa mulai terasa mirip Puncak. Dingin. Masuk kota, sudah begitu ramai. Kami sekeluarga lama di sana, menghabiskan liburan sekolah yang bareng Natal dan Tahun Baru.
Separoh hari hujan, selebihnya mendung, hanya sisa sedikit matahari memberikan teriknya ke bumi. Itu yang membuat banyak warga di sana lelah.
Hujan tak peduli banyak warga sedang sabar menunggu petikan kuncup cengkeh mengering, lantas dijual, dengan harga yang lagi melambung, Rp 120 ribu per kilo.
Sayangnya, tak sedikit warga yang "mengubah" cengkeh itu menjadi kembang api. Sejak jelang Natal hingga pergantian tahun, langit malam Ruteng tampak indah.
"Depan rumah saya, semalam habis 600 ribu untuk beli kembang api," cerita Hans, kakak sepupu kami.
Ah, apa pun, di daerah sejuk itu ada "kehangatan". Sungkan sekali untuk meninggalkan.***
TERGANTUNG cara menikmatinya. Angan-angan menyambangi Pulau Komodo, Manggarai Barat, NTT, gagal lantaran ombak laut tak bersahabat. Tapi, menghabiskan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor