Gagal Panen, Harga Kakao Anjlok

Gagal Panen, Harga Kakao Anjlok
Gagal Panen, Harga Kakao Anjlok
BANDARSRIBHAWONO – Nasib petani kakao di Lampung Timur ibarat sudah jatuh ditimpa tangga. Sudah gagal panen karena kakao mengalami busuk buah akibat hujan yang tinggi, petani juga dihantam anjloknya harga kakao. 

Harga kakao di tingkat petani dalam sepekan terakhir mengalami penurunan drastis. Bila sebelumnya harga biji kakao kering bisa mencapai Rp20 ribu/kilogram, kini anjlok pada kisaran Rp14 ribu–Rp15 ribu/kg.

Turunnya harga kakao ini sangat dirasakan petani. Terlebih kini kakao sedang mengalami busuk buah akibat curah hujan tinggi yang menyebabkan petani harus merugi jutaan rupiah. Padahal kakao merupakan komoditas pertanian yang kini diandalkan seluruh masyarakat petani Lamtim, khususnya petani Kecamatan Bandarsribhawono, Margasekampung, dan Melinting, sebagai penghasil kakao terbesar di Lamtim. ’’Sudah banyak yang busuk, harga malah anjlok,” keluh Suparman, petani kakao Desa Sribhawono, Kecamatan Bandarsribhawono, kemarin.

Menurutnya, penurunan harga tidak hanya terjadi pada kakao kering. Kakao yang baru dijemur satu hari atau yang dikenal petani dengan kakao basah juga mengalami penurunan tajam.

BANDARSRIBHAWONO – Nasib petani kakao di Lampung Timur ibarat sudah jatuh ditimpa tangga. Sudah gagal panen karena kakao mengalami busuk buah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News