Gaji dan THR Sejumlah Perawat Indonesia Dipotong Saat Berjuang Hadapi Corona

Gaji dan THR Sejumlah Perawat Indonesia Dipotong Saat Berjuang Hadapi Corona
Ratusan perawat harian lepas melaporkan belum menerima THR dan bahkan mengalami pemotongan gaji. (Foto: Antara Foto)

Beberapa rumah sakit swasta misalnya, mengacu pada penurunan jumlah 'Bed Occupancy Ratio' (BOR), atau jumlah tempat tidur yang diisi pasien dalam jumlah tertentu, serta rendahnya angka pengunjung.

Sementara itu, rumah sakit pemerintah mengaku belum turunnya anggaran dari pemerintah pusat dan daerah sebagai alasannya.

Posko pengaduan THR untuk perawat

Badan Bantuan Hukum PPNI kini telah membuka posko pengaduan bagi para perawat yang belum menerima THR atau yang THR-nya dipotong.

Gotong Royong di Tengah Pandemi

Gaji dan THR Sejumlah Perawat Indonesia Dipotong Saat Berjuang Hadapi Corona
Cerita inspiratif dari warga Indonesia yang memilih membantu satu sama lain saat menghadapi pandemi virus corona.

 

"Posko aduan ini kami buat dalam bentuk online, karena teman-teman banyak yang mengadu tapi takut," kata Maryanto.

Ia menjelaskan para perawat takut mengangkat masalah ini karena beresiko dimutasi bahkan diberhentikan dari pekerjaannya.

Sehari sebelum lebaran, Sabtu (23/05), Maryanto menyebutkan dari aduan online sejak 16 Mei 2020 lalu, diketahui 74 persen rumah sakit di DKI Jakarta memotong gaji atau THR perawat mereka.

38 persen rumah sakit di Sulawesi Tenggara juga memotong gaji atau THR tenaga kesehatan, sementara di Aceh ada 24 persen, Banten 22 persen, dan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ada 12 persen.

Di saat merayakan Idul Fitri sejumlah pekerja lepasan, termasuk tenaga kesehatan, ada yang belum mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) bahkan mengalami pemotongan gaji

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News