Gaji Guru Belum Dibayar, Ogah Isi Rapor

Gaji Guru Belum Dibayar, Ogah Isi Rapor
Gaji Guru Belum Dibayar, Ogah Isi Rapor. Foto JPNN.com

Akibatnya, jumlah guru MI terus menurun. Dari jumlah guru yang awalnya puluhan orang kini hanya tersisa lima orang.

Menurut Didik, segala upaya untuk menyelesaikan persoalan ini telah dilakukan. Mulai dari berkoordinasi dengan wali murid hingga yayasan. Bahkan, pada Desember lalu, guru mengirimkan surat permohonan penyelesaian dari Dispendik Surabaya dan berbagai instansi lainnya. Seperti, DPRD Surabaya dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Namun, surat itu tidak direspons. “Baru pada Januari, kami kirim surat kembali ke Dispendik Surabaya dan baru dipanggil. Hasilnya, yayasan berjanji untuk menyelesaikan pembayaran,” pungkasnya.

Sementara itu, banyak orang tua siswa yang merasa resah dan khawatir terhadap masa depan pendidikan anak-anak mereka. Karena mereka merasa yang dijanjikan pihak Yayasan Generasi Kreatif selaku pemilik sekolah dengan kenyataannya berbeda. Akhirnya, sebagian besar orang tua berniat untuk memindahkan anaknya ke sekolah lain.

Satu di antaranya adalah Lisawati, orang tua Tubagus Hilman, siswa kelas IX SMP MI. “Setiap bulan, kami bayar SPP Rp 1 juta. Tapi, anak tidak ada kelas. Kami minta kejelasan. Kalau tidak, anak saya akan pindah sekolah,” tegas Lisa usai sidang mediasi.

Sekretaris Yayasan Generasi Kreatif Emy Sulistyorini berjanji akan membayar semua tunggakan kepada GTT.

“Besok akan kami bayar semua. Yayasan punya uang kok. Kegiatan belajar mengajar bagus di Multiple Intelligence,” kata Emy.

Sementara, Humas Dispendik Surabaya, Eko Prasetyoningsih, menambahkan bahwa dispendik telah melakukan upaya mediasi antara Yayasan Generasi Kreatif dengan guru.

SURABAYA – Meski pemerintah terus memperjuangkan kesejahteraan guru, nyatanya penunggakan gaji guru tidak tetap (GTT) masih sering terjadi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News