Gandeng APO, Kementan Bidik Peluang Generasi Muda Garap Pertanian Daerah

Gandeng APO, Kementan Bidik Peluang Generasi Muda Garap Pertanian Daerah
BPPSDMP menggandeng Asian Productivity Organization (APO) untuk mengembangkan minat pemuda pada pertanian. Foto: BPPSDMP

"Menarik anak muda berbakat ke pertanian telah menjadi agenda utama pemerintah di seluruh negara anggota APO,” tambah Ratna Sari Dewi.

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widhi Arsanti, yang menjadi Keynote Presenter, menambahkan kesempatan dan tantangan dalam pelibatan generasi muda ke sektor pertanian.

Menurut dia, tantangannya adalah sektor pertanian menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari 38 juta orang di Indonesia, namun hampir 80 persen petani Indonesia berusia di atas 45 tahun.

Sedangkan di Indonesia terdapat 65 juta pemuda dengan usia rata-rata 28 tahun yang dalam hal ini jumlah pemuda tidak sejalan dengan partisipasi pemuda di sektor pertanian.

"Rendahnya minat pemuda pada sektor pertanian menjadi tantangan, baik dalam pekerjaan maupun kewirausahaan, baik di on-farm maupun off-farm; dan setiap tahun jumlah petani menurun 500 ribu," beber dia.

Idha menjelaskan, kesempatan yang dimiliki adalah adanya kebutuhan untuk 81.090.000 petani, yang hanya separuhnya terpenuhi (38.224.371 petani yang ada.

"Kita membutuhkan 42.865.629 lebih pemuda untuk mengembangkan pertanian di era Industri 4.0, serta menggantikan petani tua, berdaya saing, lebih tanggap terhadap teknologi, lebih adaptif dan kreatif. Kaderisasi petani dengan dukungan pendidikan dan teknologi holistik merupakan salah satu solusi kunci," kata Idha.

Menurutnya ada 3 hal penting yang dibutuhkan dalam menyusun kebijakan strategis yaitu kolaborasi, inklusivitas, konstruktif.

Kementerian Pertanian, melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) dengan menggandeng Asian Productivity Organization (APO) untuk mengembangkan minat pemuda pada pertanian .

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News