Ganggu Kualitas Hidup, Rasa Nyeri Tak Boleh Diremehkan

Ganggu Kualitas Hidup, Rasa Nyeri Tak Boleh Diremehkan
Simulasi penanganan rasa nyeri melalui bincang sehat bersama Pain Klinik Siloam Hospitals Bekasi Timur. Foto: Siloam Hospitals

jpnn.com, JAKARTA - Rasa nyeri pada bagian tubuh tertentu dapat mengganggu aktivitas dan produktivitas seseorang.

Sayangnya, banyak yang memandang remeh, padahal jika dibiarkan bisa saja menimbulkan dampak serius di kemudian hari.

"Rasa nyeri ini umum ditemukan pada usia paruh baya dan seterusnya, baik itu pada lelaki maupun wanita dan jika tidak ditangani akan mengganggu kualitas hidup," kata Spesialis Intervensi, dr. Reno Yonora, SE. Sp.AN, FIP., melalui bincang sehat bersama media di Jakarta, Kamis (4/4).

Rasa nyeri biasanya dirasakan di tangan, kaki, pinggul, lutut, atau tulang belakang, sakitnya dapat terasa stabil atau muncul-hilang. Terkadang sendi bisa terasa kaku atau pegal linu. 

Yang menggembirakan, saat ini rasa nyeri mudah ditangani melalui terapi Interventional Pain Management. Yakni, tindakan minimal invasif, melalui panduan dengan alat dalam pengobatan keluhan nyeri, baik itu untuk nyeri akut dan nyeri kronik, secara jangka panjang ataupun permanen.

“Terapi ini untuk memblok atau menghalangi saraf dan meregenerasi area di tempat sumber atau perjalanan nyeri dengan panduan alat seperti Fluoroskopi (C-arm) dan Ultrasonografi (USG)," lanjut dokter yang aktif dalam penanganan nyeri di Siloam Hospitals Bekasi Timur ini.

Juga dengan bantuan alat radiofrekuensi untuk melakukan Ablasi atau Neuromodulasi, yaitu gelombang radio yang digunakan menghentikan atau paling tidak, menenangkan jaringan saraf yang menjadi penghantar “sinyal” nyeri dari sumber nyeri. 

"Adanya alat khusus mengarahkan gelombang dengan jarum yang mengarah langsung ke sumber nyeri,” kata Reno. 

Ganggu kualitas hidup, rasa nyeri tak boleh diremehkan. Simak penjelasan dokter spesialis dari Siloam Hospitals Bekasi Timur

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News