Ganti Hati di Iran

Ganti Hati di Iran
Dahlan Iskan di Xinjiang, Tiongkok, beberapa waktu lalu. Foto: disway.id

Ini berita baru bagi saya. Waktu saya ke Iran dulu mal belum ada. Tidak terlihat bangunan atau toko jelek, tetapi juga tidak ada mal. Tidak ada kaki lima, tetapi juga tidak ada supermarket internasional.

Tidak ada mobil jelek, tetapi juga tidak ada Mercy di jalan-jalan. Berarti Iran sudah berubah banyak. Dan memang mal ini masih baru. Belum genap lima tahun.

Di tengah blokade Amerika yang begitu keras dan panjang ternyata ekonomi Iran masih jalan.

Memang inflasi di negara itu tertinggi di dunia. Mata uangnya menjadi yang terlemah dibanding negara mana pun. Namun, semangat hidupnya tidak bisa diblokade.

Saya jadi ingat ketika mengunjungi instalasi LNG dan pabrik turbin di Iran. Saya harus akui: Iran adalah satu-satunya negara Islam yang mampu memproduksi turbin untuk pembangkit listrik besar.

Rumah sakit di Shiraz itu sendiri ternyata sangat besar. Modern. Seperti di Tianjin. Statusnya juga sama: RS Transplant Center. Bisa mengerjakan transplant organ apa saja di situ. Saya jadi ingat: bapak kedokteran dunia adalah orang Iran: Ibnu Sina. Yang di Barat dikenal sebagai Ibn Sina atau Avicenna. Yang juga dikenal sebagai bapak fisika.

Transplantasi hati untuk ibu dari Jakarta itu dilakukan oleh Dr Ali Malek Hosseini. Ia mendapat gelar ''Bapak transplant Iran''. Sudah 26 tahun Hosseini menjalankan transplantasi di sana. Sudah menangani lebih 10.000 kali transplant.

Dr Hosseini dua tahun lebih tua dari umur saya. Lahir di desa dan sampai SMA masih di desa itu. Lalu masuk D1 ilmu keguruan untuk kembali mengajar di desanya.

Sudah lama saya dengar bahwa ilmu kedokteran di Iran sangat maju. Transplantasi apa saja bisa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News