Gara-Gara Alat Modern, Nelayan Pilih jadi Tukang Ojek

Gara-Gara Alat Modern, Nelayan Pilih jadi Tukang Ojek
Sekretaris Jenderal KKP Sjarief Widjaja di kantornya, Jalan Merdeka Timur, Jakarta, Senin (16/2). Foto Yessy Artada/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA- Penggunaan alat modern untuk menangkap ikan di laut ternyata merugikan para nelayan tradisional. Mereka yang selama ini menggunakan alat sederhana akhirnya harus banting setir.

Kini, mereka tak lagi menjadi nelayan, melainkan tukang ojek. Itu terjadi karena mereka kalah bersaing dengan nelayan yang menggunakan peralatan modern untuk menangkap ikan.

"Apa betul kita mengelola ikan untuk nelayan? Karena nelayan pengumpul kerang, pengumpul rajungan hilang. Ibu  menteri (Susi Pudjiastuti) bilang, mereka tergantikan oleh alat-alat modern. Mereka berganti pekerjaan jadi tukang ojek. Itu yang buat ibu sedih," ungkap Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sjarief Widjaja di kantornya, Jakarta, Senin (16/2).

Kini, para nelayan banyak bergantung dengan kebijakan Menteri KKP, Susi Pudjiastuti. Sjarief menambahkan, Susi akan melestarikan alat tangkap ikan yang ramah lingkungan.

"Kami ingin nelayan itu bisa bangkit dengan kearifan lokal. Untuk itu alat tangkap tradisonal perlu dihidupkan kembali supaya nelayan bisa hidup lagi. Marilah sekarang kita dorong produk berkualitas tinggi dengan alat yg ramah lingkungan," tegas Sjarief. (chi/jpnn)

JAKARTA- Penggunaan alat modern untuk menangkap ikan di laut ternyata merugikan para nelayan tradisional. Mereka yang selama ini menggunakan alat


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News