Garap Proyek Infrastruktur, Empat BUMN Konstruksi Terbebani Utang

Garap Proyek Infrastruktur, Empat BUMN Konstruksi Terbebani Utang
Jalan Tol Tran Sumatera. FOTO: ALAM ISLAM/RADAR LAMPUNG/jpg

jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan capres – cawapres Prabowo Subianto - Sandiaga Salahudin Uno, Suhendra Ratu Prawiranegara menilai pembangunan infrastruktur era Joko Widodo (Jokowi) tidak efisien.

Suhendra kemudian mencontohkan pembangunan Light Rail Transit (LRT) Palembang. Menurutnya, pembangunan LRT Palembang sangat membebani keuangan negara.

"Sampai saat ini, pemasukan dari LRT Palembang tidak memenuhi target. Pemerintah harus mengeluarkan biaya Rp 10 miliar [er bulan untuk biaya operasional, sementara pemasukan hanya Rp 1 miliar. Ada gap Rp 9 miliar yang harus disubsidi. Mau sampai kapan?" ujar Suhendra di Jakarta, Kamis (7/2).

Suhendra pada diskusi Rabu Biru yang sebelumnya digelar di Media Center Prabowo-Sandi juga merasa janggal jika LRT Palembang dikaitkan dengan Asian Games beberapa waktu lalu.

"Apa fungsi LRT Palembang ini? Karena yang prioritaskan venue-venue untuk perlombaan. Tapi saat itu seolah-olah LRT yang menjadi proyek utama menyukseskan Asian Games di Palembang," ucapnya.

BACA JUGA: Kritik Tajam Sudirman Said buat Model Pembangunan Era Jokowi

Suhendra menilai penugasan dari pemerintah untuk menggarap proyek infrastruktur yang terkesan ambisius dan kejar tayang, memberatkan BUMN konstruksi.

Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum 2005-2009 ini mencatat, setidaknya ada empat BUMN konstruksi yang saat ini terbebani utang lantaran menggarap proyek infrastruktur pemerintah.

Proyek Infrastruktur era pemerintaan Presiden Jokowi hanya membebani keuangan negara karena dananya hasil utang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News