Garuda Food Jajaki Kacang dan Kedelai Australia

Meski demikian, Howard menyambut baik peluang tersebut. Ia menyatakan, kalangan industri di Australia perlu memikirkan ulang budidaya kacang yang ada saat ini, jika ingin mengisi peluang pasar di Indonesia.
Hartono mengatakan, meskipun jenis kacang yang dibutuhkan di Indonesia sangat sedikit jumlahnya yang dibudidayakan di Australia, namun hal ini bisa diatasi.
"Kami perlu mengubah perilaku konsumen jika akan menggunakan jenis kacang dari Australia atau China," jelasnya.
"Kita perlu memperkuat hubungan antara petani kedua negara, kalangan bisnis dan pemerintah," tambah Hartono.
"Saya ingin hubungan Northern Territory dan Indonesia semakin kuat," katanya.
Sementara itu pakar ekonomi pertanian Professor Bustanul Arifin, yang juga hadir di konferensi itu menyatakan, ada peluang bagi Indonesia untuk membeli produk Australia di luar daging sapi dan gandum.
Namun ia menekankan produk apapun itu, haruslah memenuhi ketentuan yang berlaku.
"Sepanjang permintaan bisa dipenuhi, harga cocok, diproduksi secara efisien, dan Indonesia tidak memilikinya, saya kira pemerintah Indonesia akan mendorong kalangan bisnis untuk mencarinya dari luar," kata Prof. Bustanul.
Produsen makanan Indonesia, Garuda Food, mengisyaratkan tidak tertutup kemungkinan pihaknya akan membeli kacang dan kacang kedelai dari Northern
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan