Gatot Akan Ungkap Kasus Holy Lewat Pledoi

jpnn.com - JAKARTA - Mantan auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Gatot Supiartono enggan berkomentar banyak terkait kesaksian dari mantan supirnya di Surya Hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu malam, (23/4). Surya bersaksi untuk Gatot yang telah menjadi terdakwa untuk kasus pembunuhan Holy Angela.
"Nanti semuanya saya sampaikan di pledoi (nota pembelaan) saya saja" ujar Gatot singkat saat ditemui usai sidangnya.
Sementara itu, penasehat hukum terdakwa, Afrian Bondjol juga tak mau terburu-buru menanggapi keterangan Surya.
"Inikan masih proses persidangan, kita hormati keterangan dia (Surya), kita junjung tinggi asas praduga tak bersalah," kata Afrian.
Surya sendiri saat ini tengah menjalani sidang atas perbuatannya sebagai pelaku yang melakukan eksekusi pembunuhan Holy bersama Abdul Latief dan Pago. Ketiganya masih menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Sementara Gatot Supiartono dijerat pasal 340 KUHP, tentang pembunuhan berencana.
Sebelumnya, saksi Surya dalam sidang mengaku sebagai orang yang menawarkan diri pada Gatot untuk memberi pelajaran pada Holy yang dianggap terus menyusahkan auditor BPK itu. Menurutnya, rencana awal tidak untuk membunuh, melainkan hanya sekedar meneror dan memberi pelajaran pada Holy. Pengakuan Surya ini cukup mencengangkan karena sebelumnya dituding bahwa Gatotlah yang memiliki ide untuk membunuh Holy. (flo/jpnn)
JAKARTA - Mantan auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Gatot Supiartono enggan berkomentar banyak terkait kesaksian dari mantan supirnya di Surya
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Cerita Mudir BPKH Limited Sukses Menghadirkan Nasi Kotak Khas Indonesia untuk Jemaah Haji
- Polisi Amankan Pedemo Perusak Mobil Polisi saat May Day di Bandung
- Hardiknas 2025, Untar Gelar Untarian Awards untuk Dosen hingga Mahasiswa Berprestasi
- Sopir Travel Kecelakaan Maut di Tol Cisumdawu Ditetapkan Jadi Tersangka
- Komisi Kejaksaan Tegaskan Produk Jurnalistik Tidak Bisa Dijadikan Delik Hukum
- Prabowo Sebut Orang Indonesia Harus Tinggalkan Mental 'Kumaha Engke'