Gebyuran Bustaman Menjelang Ramadan, Tradisi Ratusan Tahun Warisan Kiai Bustam

Gebyuran Bustaman Menjelang Ramadan, Tradisi Ratusan Tahun Warisan Kiai Bustam
Warga Kampung Bustaman di Kota Semarang saling melemparkan air pada tradisi Gebyuran Bustaman untuk menyambut Ramadan. Foto: Wisnu Indra Kusuma/JPNN.com.

Direktur Kolektif Hysteria Ahmad Khairudin mengatakan Kampung Bustaman tengah menjadi sorotan media nasional. Menurut dia, banyak pihak tertarik menjadikan Gebyuran Bustaman sebagai festival kolosal di Kota Semarang.

Namun, Khairudin menyebut sisi autentik Gebyuran Bustaman justru akan hilang jika tradisi itu dibawa ke luar dari Kampung Bastaman.

"Jadi, biarlah Bustaman tetap seperti itu, hanya saja tata acaranya dipercanggih lagi," kata pria yang akrab disapa Adin Hysteria itu.

Adin mengharapkan tradisi di Kampung Bustaman itu menjadi pelajaran sekaligus menginspirasi daerah lain yang memiliki potensi dari sisi sejarah.

Kolektif Hysteria pun berupaya memberdayakan anak muda berbasis komunitas di Kota Semarang untuk mengembangkan tradisi menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

"Dari sana kita bisa belajar melipatgandakan Bustaman-Bustaman lain. Tidak dalam konteks gebyuran, tetapi peristiwa-peristiwa lainnya," papar Adin. (mcr5/jpnn)

Melihat Gebyuran Bustaman menjelang Ramadan, tradisi ratusan tahun warisan Kiai Bustam.


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News