Gegara Pandemi dan Perang, Harga Kebutuhan Pokok di Seluruh Dunia Meroket

Jiang sekarang ini masih menjalani lockdown sehingga dia harus membeli kebutuhan lewat online, yang lebih mahal dibandingkan belanja sendiri ke pasar.
Pandemi dan perang adalah kombinasi yang buruk
Katrina Ell ekonom senior di Moody's Analytics mengatakan pandemi adalah hal pertama yang menyebabkan kenaikan, namun kemudian invasi Rusia ke Ukraina menciptakan keadaan yang "tidak diinginkan semua pihak."
"Di saat pandemi mulai mereda, invasi Rusia ke Ukraina menciptakan kesulitan baru dan mendorong inflasi ke tingkat yang tidak pernah diduga sebelumnya," kata Eli kepada ABC.
"Kenaikan yang kita lihat sekarang ini seperti badai karena didorong berbagai faktor yang sekarang menjadi fenomena global.'
Perang telah menyebabkan kenaikan harga makanan dan energi karena baik Rusia dan Ukraina adalah pemasok penting komoditas tersebut.
"Ukraina adalah pemasok penting pupuk, gandum dan bahan makanan lain yang krusial. Jadi itu yang menyebabkan kenaikan harga," kata Eli.
Berbagai kota di Asia terkena dampak besar karena ketergantungan mereka pada impor makanan dan energi.
"Di Asia, ada perkembangan dinamis yang terjadi," kata Eli.
Di Australia harga selada menjadi bahan perbincangan. Di Hong Kong, Yifan Jin memilih tinggal di hotel di dekat tempat kerjanya dibandingkan menyewa apartemen.
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Kombes Yade Setiawan Ujung Luncurkan Buku soal Strategi Penangan Pandemi
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan