Geir Lundestad, Sang Penentu Penerima Nobel
Perdamaian Memang Selalu Terkait Politik
Minggu, 17 Oktober 2010 – 13:19 WIB
"Tiongkok menyatakan bahwa gangguan terhadap kestabilan pemerintahan merupakan tanda terenggutnya perdamaian. Pendapat seperti itulah yang membuat segelintir pemerintahan menganggap kami mengusik perdamaian," ujar dia.
Lundestad menegaskan, penobatan Xiaobo benar-benar murni berdasar penilaian komite pada protes damai pria 54 tahun tersebut selama ini. Kendati mendapatkan tekanan dari berbagai pihak, Xiaobo tidak pernah melawan dengan kekerasan. Bahkan, saat terancam tidak bisa menerima langsung penghargaan bergengsi itu karena harus menjalani hukuman penjara, Xiaobo tidak protes.
"Liu (Xiaobo) terpilih karena gigih memperjuangkan HAM di Tiongkok tanpa kekerasan," tutur dia.
Sebagai tokoh yang sudah makan banyak asam garam penganugerahan nobel, Lundestad berusaha memahami kemarahan Tiongkok. "Itu sama dengan saat (Adolf) Hitler memprotes kami karena menganugerahkan Nobel Perdamaian kepada Carl von Ossietzky. Juga, saat Kremlin menentang penobatan Andrei Sakharov dan Lech Walesa sebagai nobelis perdamaian," urainya. Tapi, dia menganggap penetapan Liu Xia, istri Xiaobo, sebagai tahanan rumah terlalu berlebihan.
OSLO - Kontroversi nobel tidak bisa dipisahkan dari Geir Lundestad. Sebab, penulis buku dari Norwegia itu merupakan direktur Institut Nobel Norwegia,
BERITA TERKAIT
- Alhamdulillah, Israel dan AS Pastikan 160 Ribu Bahan Bakar Telah Terkirim ke Gaza
- Soal IUU Fishing, RI Tidak Perlu Berkompromi dengan Vietnam
- Jemaah Islamiyah Kembali Berulah, Dua Polisi Malaysia Tewas di Markas
- Tahan Bantuan untuk Israel, Joe Biden 'Dihajar' DPR Amerika
- Stafsus Kementerian Investasi Pradana Soroti Ketidakadilan Kerja Sama Antarnegara
- Indonesia Mengutuk Keras Aksi Biadab Warga Sipil Israel di Perbatasan Gaza