Gelar Wayang Lakon Bima Suci, PDIP Ingin Setiap Kader Berjiwa Kesatria

Gelar Wayang Lakon Bima Suci, PDIP Ingin Setiap Kader Berjiwa Kesatria
DPP PDI Perjuangan menggelar wayang dengan lakon Bima Suci di pelataran Masjid At-Taufik, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (25/6) malam. Foto: DPP PDIP

jpnn.com, JAKARTA - DPP PDI Perjuangan menggelar wayang dengan lakon Bima Suci di pelataran Masjid At-Taufik, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (25/6) malam. Wayang ini diharapkan memberikan pelajaran kepada setiap kader agar berjiwa kesatria.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan petingnya bagi kader partai meneguhkan sikap kesatria dalam berpolitik. Setiap kader diharapkan menyatu dengan rakyat.

“Kisah Bima Suci menceritakan bahwa setiap kesatria, setiap pemimpin, selalu mengalami ujian dan gemblengan, serta berteguh pada cita-cita,” ujar Hasto.

Menurutnya, bersatunya pemimpin dengan rakyat merupakan harapan yang ingin diperkuat oleh PDIP lewat pagelaran wayang oleh Ki Warseno Slank itu.

Hasto menjelaskan, setiap lakon pewayangan itu tidak hanya mengajarkan filosofi kehidupan, tetapi kisah dalam kehidupan nyata, pertarungan antara kebaikan dan angkara murka.

Dalam lakon Bima Suci, tokoh Bima, salah satu dari anggota Pandawa, mengemban tugas suci di tengah kondisi negeri yang sedang kesulitan. Bima percaya kepada sang guru Pendeta Durna, dan akhirnya mencari Banyu Perwita Sari, yakni air kehidupan yang paling suci.

Hasto menerangkan dalam proses pencarian itu, seorang Bima, yang menjadi salah satu tokoh idola Bung Karno dalam pewayangan, terus berjuang tanpa kenal menyerah.

Dalam lakon itu, Bima menunjukkan sikap dan perbuatan, bagaimana seseorang yang oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, disebut sebagai kesatria.

Hasto Kristiyanto menyatakan PDIP tidak melakukan manuver politik kepada elite, melainkan turun ke bawah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News