Gelombang Eksodus Ratusan PSK Dolly Dimulai

Gelombang Eksodus Ratusan PSK Dolly Dimulai
Gelombang Eksodus Ratusan PSK Dolly Dimulai

Kepala Satpol PP Surabaya Irvan Widyanto menyatakan, saat ini Dolly dalam masa transisi. Mereka yang selama ini mendapat rezeki geliat bisnis prostitusi harus bersabar. "Masa transisi memang membutuhkan penyesuaian-penyesuaian," ujarnya.

Irvan menegaskan bahwa Pemkot Surabaya tidak tinggal diam. Wali Kota Tri Rismaharini akan membuat pusaran-pusaran ekonomi baru untuk warga yang terdampak penutupan tersebut.

"Pusaran ekonomi yang mengandalkan prostitusi akan tergantikan dengan pusaran ekonomi yang lain," ungkapnya.

Pemkot memang telah merencanakan banyak hal. Salah satu di antaranya, membangun pusat ekonomi dengan basis sentra pedagang kaki lima (PKL). Pemkot akan membeli sejumlah wisma untuk dijadikan gedung serbaguna. Lantai pertama dan kedua diisi PKL. Sementara itu, lantai berikutnya digunakan untuk pelatihan, balai warga, dan taman bacaan.

Namun, pembicaraan pembelian wisma masih alot. Itu terjadi lantaran perlu negosiasi harga. Maklum wisma yang menghasilkan pundi-pundi rupiah tersebut dihargai mahal oleh pemiliknya.

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Surabaya Dedi Sosialisto mengungkapkan bahwa aneka pelatihan akan diberikan lagi kepada warga terdampak, mantan PSK, dan mucikari. Pelatihan digenjot selama bulan Ramadan mendatang. "Kami tak tinggal diam. Kami latih terus agar warga bisa mandiri," sebutnya.

Para eks PSK dan mucikari diimbau untuk segera mengambil uang kompensasi di Kantor Koramil Sawahan. Batas akhir pengambilan itu Senin (23/6). Hingga kemarin, 164 PSK dan 29 mucikari yang mendapat uang stimulan itu. Jumlah tersebut masih jauh dari total 1.449 PSK dan 311 mucikari yang terdata. (jun/laz/yoc/c4/ca)


SURABAYA - Satu demi satu pekerja seks komersial (PSK) Dolly, Surabaya, mulai meninggalkan kompleks lokalisasi itu. Tadi malam puluhan perempuan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News