Gelombang Kedua Covid-19 Terjadi di Kota Suci Touba, Kasus Positif Meningkat Tujuh Kali Lipat

Gelombang Kedua Covid-19 Terjadi di Kota Suci Touba, Kasus Positif Meningkat Tujuh Kali Lipat
Ilustrasi COVID-19. Foto: diambil dari pixabay

jpnn.com, JAKARTA - Kota suci Touba di Senegal tengah berjuang menangani gelombang kedua wabah COVID-19. Saat ini kasus baru terkonfirmasi meningkat hingga tujuh kali lipat menjadi lebih dari 190 kasus, setelah dua pekan terakhir angkanya sangat rendah.

Kini, ketika negara-negara lain di kawasan Afrika Barat seperti Nigeria dan Ghana mulai melonggarkan aturan karantina wilayah untuk kembali membangkitkan kegiatan masyarakat, Senegal justru kembali meningkatkan pembatasan demi mencegah penyebaran virus corona lebih lanjut.

Pada gelombang pertama Maret lalu, kasus yang muncul di sebuah klaster di Touba memaksa Presiden Macky Sall untuk menutup sekolah dan melarang kegiatan berkumpul keagamaan, menjadikannya salah satu pemimpin negara di wilayah itu yang pertama mengambil langkah tersebut.

Ketika itu, seorang warga Senegal yang baru kembali dari Italia membawa virus corona dan menularkannya kepada 17 orang lain, termasuk balita berusia dua tahun, hanya beberapa pekan sebelum akhirnya gelombang besar kasus pada ribuan jamaah di kota kedua.

Touba merupakan kota pusat penduduk jamaah Muslim Sufi, dan ada pula yang menyebutnya sebagai "Makkah kecil".

Masjid Agung di kota itu ditutup, sementara di sekitarnya diberlakukan jam malam.

Namun di samping sejumlah upaya yang dilakukan, kasus ke- 27 di Touba dikonfirmasi pada 11 April--yang pertama setelah kasus klaster 26 Maret.

Pasien ke- 27 itu tidak mempunyai riwayat pergi ke luar negeri ataupun melakukan kontak dengan pasien positif.

Kota suci Touba di Senegal tengah berjuang menangani gelombang kedua wabah COVID-19. Saat ini kasus baru terkonfirmasi meningkat hingga tujuh kali lipat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News