Gencarkan Gerakan RAN PASTI, BKKBN Ajak Pemda Turunkan Angka Stunting

Gencarkan Gerakan RAN PASTI, BKKBN Ajak Pemda Turunkan Angka Stunting
Logo BKKBN. Foto: dok BKKBN

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Tavip Agus Riyanto mengatakan Provinsi Sulawesi Barat layak menerapkan kewaspadaan tingkat satu untuk persoalan stunting.

Sulawesi Barat merupakan salah satu dari 12 provinsi prioritas yang memiliki prevalensi stunting tertinggi di tanah air di  tahun 2022 ini.

Berdasar Data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, lima wilayah di Sulawesi Barat termasuk dalam 76 kabupaten/kota berkategori merah di antara 246 kabupaten/kota di 12 provinsi prioritas yang memiliki prevalensi stunting tinggi. 

"Status merah disematkan untuk wilayah yang memiliki prevalensi stunting di atas kisaran 30 persen," kata Tavip Agus Riyanto, Jumat (18/3).

Data SSGI 2021 juga menyebutkan Polewali Mandar, Majene, dan Mamasa memiliki prevalensi di atas angka 33 persen. Padahal batas ambang atas yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia atau WHO adalah 20 persen. Mamuju mempunyai angka prevalensi 30,3 persen. 

Analogi sederhananya, kata Tavip, jika Polewali Mandar mempunyai skor prevalensi 36 persen, berarti ada 36 anak dikategorikan stunting di antara 100 anak.

Dua daerah yang berstatus kuning dengan prevalensi 20 hingga 30 persen, diurut dari yang memiliki prevalensi tertinggi hingga terendah mencakup Mamuju Utara dan Mamuju Tengah. 

Tavip mengungkapkan, tidak ada satu pun daerah di Sulawesi Barat yang berstatus hijau (prevalensi 10-20 persen) dan biru untuk prevalensi di bawah 10 persen.

BKKBN menggencarkan gerakan RAN PASTI dalam upaya menurunkan angka stunting di daerah-daerah yang tinggi angka stuntingnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News