Generasi Milenial Tak Berminat Memiliki Rumah

Namun, daya beli rendah membuat penjualan tetap seret.
’’Pemerintah harus dapat menggenjot perumahan menengah ke bawah. Meski secara nilai terlihat kecil, secara jumlah terus meningkat,” katanya kemarin (11/8).
Kendati inflasi harga pangan terkendali, Ali menuding pencabutan subsidi listrik dan bahan bakar minyak berpengaruh besar terhadap daya beli masyarakat.
Selain itu, pemerintah harus mempercepat realisasi proyek-proyek infrastruktur agar pendapatan masyarakat dan serapan tenaga kerja meningkat.
’’Sektor infrastruktur tidak dapat secara instan meningkatkan sektor riil. Pada saatnya nanti, perekonomian Indonesia bisa lebih tinggi lagi,” ucapnya.
Kinerja negatif penjualan perumahan membuat pertumbuhan KPR dan KPA hingga Mei lalu hanya mencapai 0,55 persen.
Bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, juga terjadi perlambatan karena pada periode yang sama tahun lalu mencapai 2,39 persen.
Direktur Consumer Banking PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Handayani menilai generasi milenial kini lebih suka menyewa apartemen atau kamar kos ketimbang memiliki rumah.
Penjualan properti residensial hanya tumbuh 3,61 persen secara quarter-to-quarter (qtq).
- Toko Bangunan Ini Hadir di Jakarta Utara, Lebih Lengkap
- Soal Penutupan Sementara Padma Hotel Bandung, Ini Penjelasan Manajemen
- PIK 2 Jadi Oase Investasi Properti Menjanjikan di Tengah Ketidakpastian Global
- Pengembang Properti Lippo Cikarang Berkomitmen Menerapkan Pertumbuhan Berkelanjutan
- Adhome Bikin Akses Properti Lebih Mudah dan Transparan
- Savyavasa, Hunian Kelas Atas yang Jadi Rebutan Pembeli