Gereja Itu Bernama Abbalove

Oleh Dahlan Iskan

Gereja Itu Bernama Abbalove
Dahlan Iskan di ladang gandum di pedesaan Amerika Serikat menjelang panen. Foto: Disway

Lalu tangan kiri Elizabeth memegang bagian belakang kepala sang jemaat. Tangan kanan menjepit hidung sang jemaat. Dengan jarinya. Memasukkan kepala sang jemaat ke dalam air. Sekejap. Selesai.

Keluarga yang dibaptis menyaksikan. Demikian juga jemaat yang lain. Ikut memberi doa. Memberi tepuk tangan. Ketika permandian selesai.

”Di Jakarta permandian dilakukan di kolam renang,” ujar Elizabeth. ”Yang dibaptis banyak,” katanya.

Hampir tiap hari rumah Elizabeth ramai. Banyak jemaat yang datang. Untuk 101. One on One. Curhat. Dan saling curhat.

Hubungan antar-jemaat dibuat akrab. Kekeluargaan. Ada sistem cell. Satu cell enam keluarga. Jemaat dari luar kota dianjurkan bermalam di rumah jemaat Abbalove setempat. Jangan di hotel. Harus dianggap satu keluarga.

Kebaktian tiap Minggu pun tidak disebut kebaktian. Tapi perayaan. Bersenang-senang. Karena Tuhan hadir bersama mereka.

Itu juga yang terjadi di Jakarta. Di gereja lain. Yang lagi hit saat ini. Di kalangan anak muda.  Gereja JPCC. Jakarta Praise Community Church.

Perayaannya di mall. Penuh sesak. Tiga session sehari.

Indonesia mungkin negara paling religius di dunia. Orang Indonesia sangat beragama.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News