Sarasehan Daring Satupena-2
Goenawan Mohammad: Penghargaan Bukan Tujuan Penulis, yang Penting Berkarya

Perbaikan besar-besaran dalam pendidikan sastra di sekolah lebih penting ketimbang fokus pada penghargaan.
Menjawab pertanyaan tentang peran media dalam menumbuhkan perkembangan sastra, GM mengatakan, kekurangan sastra kita adalah menelaah karya kita sendiri. Harus diakui, media di Indonesia kurang menyediakan ruang untuk karya sastra. Ruang perbincangan tentang sastra semakin menyempit dan makin berkurang pula elaborasi kritik sastra.
“Tradisi menulis risalah sangat penting sebagai bagian refleksi dari apa yang telah kita tuliskan,” kata Goenawan.
Soal format, bisa online, cetak, itu bukanlah masalah. Yang penting, kita harus menumbuhkan apresiasi dan kritik penulisan, termasuk pada karya sastra.
Benahi Ekosistem Kepenulisan
Pada forum yang sama, penulis Linda Christanty mengakui, penghargaan tetap dibutuhkan sebagai apresiasi bagi penulis. Bahwa karyanya berkualitas dan penting untuk dihargai.
Namun demikian, kritik perlu disampaikan terhadap lembaga pemberi penghargaan dan mekanisme penghargaan tersebut.
Sebab pemberian penghargaan tak lepas dari kepentingan politik maupun kepentingan segelintir orang yang berkuasa di panitia atau komite penghargaan. Penjurian di Indonesia seringkali dilingkupi oleh KKN yang akhirnya mengubah hasil akhir penjurian.
Penulis sekaligus Pendiri Tempo Goenawan Mohammad mengatakan penghargaan kepada penulis atau penghargaan sastra bukanlah sesuatu yang penting atau utama.
- Srikandi PLN Indonesia Power Raih Anugerah Women’s Inspiration Awards 2025
- Direktur Pegadaian Dinilai Berhasil Membangun Layanan Bank Emas
- MMS Group Indonesia Raih The Best Corporate Transparency and Emission Reduction Award 2025
- Selamat, Direktur Pegadaian Raih Penghargaan Women’s Inspiration Awards 2025
- Inovasi Stem Cells Antar Ayu Widyaningrum Raih Women’s Inspiration Awards 2025
- Epson Mobile Projector Cart Raih Penghargaan Best of the Best di Red Dot Design Awards 2025