Golput Pilgub Jateng 40 Persen Lebih

Golput Pilgub Jateng 40 Persen Lebih
Golput Pilgub Jateng 40 Persen Lebih
JAKARTA – Partisipasi masyarakat Jawa Tengah (Jateng) dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) ternyata minim. Berdasarkan pantauan Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), persentase golput dalam Pilgub Jawa Tengah diperkirakan mencapai lebih dari 40 persen.

  Sepinya pemilih di Tempat Pemilihan Suara (TPS) di sejumlah daerah menjadi indikator munculnya angka tersebut. ”Dari pantauan kami, masyarakat Jateng kurang antusias,” kata Jeirry Sumampow, koordinator nasional JPPR di Jakarta.

  Pilgub Jateng diikuti lima pasangan calon. Yakni, Bambang Sadono-Muhammad Adnan yang diusung Partai Golkar, Agus Soeyitno-Abdul Kholiq Arif (Partai Kebangkitan Bangsa), Sukawi Sutarip-Sudharto (Partai Demokrat-Partai Keadilan Sejahtera), Bibit Waluyo-Rustriningsih (PDI Perjuangan), dan Muhammad Tamzil-Abdul Rozaq Rais (Partai Persatuan Pembangunan-Partai Amanat Nasional).

  Jeirry mengatakan, penyelenggaraan pemungutan suara yang bertepatan hari minggu menjadi indikator kuat banyaknya warga yang tidak memilih. Sebagaimana yang terjadi di Pilgub Jawa Barat, warga kebanyakan memilih untuk melakukan ibadah atau memilih  berlibur di daerah lain.

  ”Ini kelemahan utama jika pemungutan suara digelar hari Minggu,” ujar Jeirry. Sebagai informasi, golput di Pilgub Jabar beberapa waktu lalu adalah sebesar 9.130.604 suara. Jumlah itu ”mengungguli” suara pemenang Pilgub Jabar, pasangan Ahmad Heryawan - Dede Yusuf (Hade) yang saat itu meraih 7.287.647 suara (40,50 persen).

  Selain itu, selama ini JPPR telah menyoroti adanya masa kampanye yang tidak dimaksimalkan oleh Parpol. Di beberapa daerah di Jateng, banyak kampanye yang sudah dijadwalkan KPU daerah namun pada akhirnya tidak terselenggara tanpa alasan yang jelas. ”Kalau tim sukses Parpol saja tidak antusias, bagaimana mereka mengajak warga,” sindir Jeirry.

  Selain itu, Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang ditetapkan oleh KPU Jateng saat ini tidak relevan dengan data penduduk saat ini. KPU Jateng dalam hal ini hanya mendasarkan pada Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) Jateng, namun data tersebut banyak yang berubah terutama karena banyak warga yang pindah untuk bekerja di wilayah lain. ”Banyak warga sengaja tidak mau datang di TPS, karena jauh dari tempat tinggalnya,” ujar dia.

  Jeirry menambahkan, pantauan tersebut tidak hanya dilakukan oleh JPPR sendiri, namun juga berdasarkan masukan masyarakat. Selama tahapan Pilgub Jateng dimulai, JPPR telah melakukan pemantauan di tujuh kabupaten/kota, 54 kecamatan, 520 desa dengan melibatkan 1610 relawan. ”Masukan masyarakat telah kami kumpulkan sejak dimulainya tahapan,” pungkas dia. (bay)

JAKARTA – Partisipasi masyarakat Jawa Tengah (Jateng) dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) ternyata minim. Berdasarkan pantauan Jaringan Pendidikan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News