Grace Natalie: Indonesia Darurat Intoleransi

 Grace Natalie: Indonesia Darurat Intoleransi
Ketum PSI Grace Natalie di Pematang Siantar. Foto: Ist

Belakangan, terjadi aksi-aksi intoleransi seperti penggerudukan jemaat GBI Filadelfia, perkusi terhadap Bu Meiliana, dan pemotongan nisan salib.

"Berbagai kejadian ini menunjukkan Indonesia darurat intoleransi," tegasnya.

BACA JUGA : Erick Thohir Bela Grace Natalie soal Perda Agama

Menurutnya, sikap dan aksi intoleransi ini bukan fenomena baru. Sejak otonomi daerah setelah reformasi 1998, terjadi politisasi agama. Agama dijadikan alat politik untuk meraup suara.

Perda-perda berbasis agama tertentu ini menjadi benih-benih intoleransi sudah ditabur selama 20 tahun.

Kadang secara sekilas tidak ada masalah dengan perda berbasis agama.Misalnya, aturan berpakaian menurut agama tertentu alasannya demi kesopanan.

"Namun esensinya adalah menolak mengakomodasi perbedaan. Benih-benih intoleransi ini, tanpa sadar, membuat kita tidak menerima perbedaan. Harus tunduk pada mayoritas," imbuhnya.

Kelompok minoritas, kata dia, juga semakin lama menjadi permisif, merasa harus mengalah dan tidak menuntut haknya.

Sejumlah perda berbasis agama tertentu menjadi benih intoleransi sudah ditabur selama 20 tahun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News