Grant Thornton Ungkap Jenis Kejahatan Siber yang Marak Terjadi di Indonesia

Grant Thornton Ungkap Jenis Kejahatan Siber yang Marak Terjadi di Indonesia
Grant Thornton mengungkapkan terdapat tiga jenis kejahatan siber yang sedang marak terjadi di Indonesia. Foto: Dok Grant Thornton Indonesia

Di sisi lain, Bank Sentral terus mendorong implementasi Gerakan Nasional Non Tunai, spesifiknya dengan cetak biru Sistem Pembayaran Indonesia 2025, di mana salah satu visinya mendukung digitalisasi perbankan sebagai lembaga utama dalam ekonomi-keuangan digital, baik melalui open-banking maupun pemanfaatan teknologi digital dan data dalam bisnis keuangan.

Pemerintah melalui Bappenas juga terus mendorong transformasi digital sebagai inti transformasi ekonomi Indonesia. Ditambah lagi dengan data World Bank bahwa sekitar 40% warga negara Indonesia belum memiliki rekening bank (unbanked).

“Ada beberapa tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk meminimalisir risiko ransomware ini. Selalui perbaharui piranti lunak dan aplikasi dengan pembaharuan terkini.

Lakukan backup terhadap data kritikal secara berkala dan berkesinambungan. Gunakan port 3389 (Remote Desktop Protocol) and 445 (Server Message Block) seminimal mungkin, apabila tidak perlu, maka tutuplah kedua port tersebut.

Tingkatkan kesadaran pegawai dengan program/kampanye berbasis aktivitas/simulasi, tidak hanya pendekatan teoritis belaka khususnya terhadap tautan/email mencurigakan, tautan mengunduh, dan lampiran pada email.

"Gunakan piranti lunak anti-malware. Terakhir, lakukan hardening terhadap komputasi di sisi pengguna akhir (end-user computing),” pungkas Bachtiar.(mcr10/jpnn)

e-MP Robinopsnal Bareskrim Polri mencatat tindak pidana kejahatan siber naik signifikan hingga 14 kali pada 2022 bila dibandingkan dengan periode yang sama di 2


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News