Grup YANG

Oleh: Dahlan Iskan

Grup YANG
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Stop. Bisa sensitif.

Baca Juga:

Saya juga diikutkan grup yang khusus membahas pertanian. Ada juga yang khusus membahas komputer.

Ada lagi grup yang isinya mementingkan ideologi. Satu lagi grup yang sangat kapitalis. Lalu ada grup yang sangat Islam. Akan tetapi ada juga yang sangat Kristen - -dan saya juga diikutkan di situ. Lalu ada yang sangat Buddha.

Bahkan ada grup dari aliran mistik dan tahayul. Pun saya dimasukkan. Tentu ada juga grup yang sangat pribumi. Lalu ada pula yang sangat Tionghoa. Dua-duanya saya ada di dalamnya. Grup yang sangat politik banyak. Lalu grup yang sangat kesehatan.

Maka beraneka aspirasi berseliweran di HP saya. Otak saya pun mencelat-mencelat ke sudut sana-sini.

Di beberapa grup itu, kadang ada yang monoton. Misalnya kalau ada yang meninggal dunia. Isi grup hanya ucapan duka cita. Mulai pagi sampai besoknya. Seolah tidak ikut berduka kalau tidak posting duka cita di grup.

Saya tidak pernah ikut berduka di situ. Kasihan yang membaca, terutama yang harus menghapus begitu banyak data. Padahal belum tentu semua anggota grup kenal keluarga yang meninggal itu.

Saya pilih kirim WA langsung ke keluarga yang berduka, kalau itu saya kenal.

Kontroversi bidang politik benar-benar bisa dipakai untuk melupakan banyak isu: minyak goreng, antrean solar, dan IKN, apalagi kenaikan BBM. Pun Ferdy Sambo.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News