Gubernur Terkagum-kagum, Sabu Raijua Kini Jauh Berubah

Gubernur Terkagum-kagum, Sabu Raijua Kini Jauh Berubah
Gubernur NTT, Frans Lebu Raya bersama Bupati Sabu Raijua, Marthen Dira Tome beserta jajaran pejabat Pemprov NTT dan pejabat Kabupaten Sabu Raijua, Sabtu (13/8)di Kabupaten Sabu Raijua, NTT. FOTO: Timor Express/JPNN.com

“Soal bandara, saya sudah disposisi, acc, dan semoga segera direalisasi. Namun menanti yang baru, pakai dulu yang ada. Dermaga juga, akan kita perhatikan,” ujar Frans.

Bupati Sabu Raijua, Marthen Dira Tome dalam sambutannya, menyanjung kehadiran Lebu Raya di Sabu Raijua. “Jujur, kami sangat senang dan bangga, hari ini Pak Gub (gubernur, red) sampai ke Sabu. Ketika saya ketemu Pak Gub hari ini, saya teringat lima tahun lalu sebelum dilantik, saya dan pak wabup ketemu, dan Pak Gub berpesan, NTT ini miskin, namun Sabu lebih miskin. Karena itu, tolong diurus secara baik. Seolah ada rasa sangsi. Namun ada harapan yang disampaikan, bahwa Pak Gub yakin, Sabu di tangan kami akan survive. Syukurlah, kini Sabu sudah lebih baik,” tegas Dira Tome.

Selama membangun Sabu Raijua, mereka menemukan banyak tantangan, apalagi kabupaten itu menurutnya, bukanlah negeri kun faya kun, atau negeri yang seolah semuanya bisa jadi dengan sulap.

"Selama ini kami jarang ikut pertemuan, kami berbeda dengan yang lain, sedikit-sedikit minta petunjuk lalu kerjanya tidak ada. Saya malu, ketemu Pak Gub dan tidak ada hasilnya. Hari ini, kita resmikan pabrik. Ini yang sudah kami kerjakan,” ungkap Dira Tome.

Dia berharap, Sabu Raijua hanyalah hulu dari optimalisasi potensi, sedangkan Pemprov NTT adalah hilirnya. Terkait operasional pabrik, dia sudah membuat edaran agar tidak boleh ada rumput laut yang keluar dari Sabu dengan harga tidak wajar.

"Harga rumput laut yang dijual petani tidak boleh dibawah Rp 7 ribu per kilo. Berapapun yang dihasilkan petani, kita beli, dan akan diolah di pabrik ini. Pembelinya sudah ada,”ujarnya.

Rumput laut yang dibudidaya petani adalah jenis cotonii merah dan hijau. Kini, sedang dibudidaya setidaknya ratusan ribu hektar, dan dikerjakan oleh hampir seluruh masyarakat pesisir.

Ke depan, pabrik ini menghasilkan 10-20 ton rumput laut kering per hari dengan nilai Rp 40-50 juta per ton. Seluruh pekerjanya adalah tenaga kerja lokal. Diakui, keuntungan produksi tak seberapa, namun berimbang dengan upaya menghidupkan petani lokal.

KUPANG - Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, Sabtu (13/8) lalu terkagum-kagum dengan perkembangan Kabupaten Sabu Raijua lima tahun terakhir. Kehadirannya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News