Guru Besar IPB: Kebijakan Impor Beras Harus Dipertimbangkan Secara Matang

Guru Besar IPB: Kebijakan Impor Beras Harus Dipertimbangkan Secara Matang
Stok beras. Foto: Kementan

Adapun total luasan panen pada tahun 2020 mencapai 10,66 juta hektar dengan total produksi padi mencapai 54,65 juta ton (gabah kering giling).

Sementata itu, jika dilihat menurut subround, produksi padi pada Mei-Agustus 2020 mengalami peningkatan sebesar 1,14 juta ton gabah kering giling atau 6,04 persen.

Sementara untuk periode September-Desember mengalami peningkatan sebesar 2,68 juta ton gabah kering giling atau 22,54 persen jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019.

Penurunan hanya terjadi pada subround Januari-April 2020, yakni sebesar 3,78 juta ton gabah kering giling atau 15,91 persen dibandingkan subround Januari-April 2019.

Bila dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi beras pada 2020 sebesar 31,33 juta ton atau mengalami kenaikan sebanyak 21,46 ribu ton atau 0,07 persen dibandingkan 2019 yang hanya sebesar 31,31 juta ton.

Sekali lagi, Prof Firdaus menilai pentingnya membaca data yang valid sebelum mengeluarkan kebijakan impor. Terlebih untuk pangan strategis seperti beras adalah mata pencaharian jutaan petani yang terus berjuang meningkatkan produksi.

"Impor pangan strategis harus dipertimbangkan dengan berdasarkan data yang akurat. Data yang akurat itu harus segera dikumpulkan dari daerah sentra produksi padi," pungkasnya.(*/jpnn)

Guru Besar IPB Profesor Muhammad Firdaus kebijakan impor beras dalam jumlah besar dapat mengganggu mentall para petani yang menghadapi musim panen.


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News