Guru Besar IPB: Kebijakan Impor Beras Harus Dipertimbangkan Secara Matang

Guru Besar IPB: Kebijakan Impor Beras Harus Dipertimbangkan Secara Matang
Stok beras. Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Muhammad Firdaus berpendapat kebijakan impor 1 juta beras dalam memenuhi cadangan beras nasional harus dipertimbangkan kembali.

Menurut Firdaus, kebijakan impor beras tersebut harus dipikirkan secara matang, mengingat saat ini para petani tengah menghadapi musim panen yang akan berlangsung beberapa bulan ke depan.

"Kalau kita mengimpor apalagi dalam volume yang cukup besar seperti satu juta ton, maka harus betul-betul dipertimbangkan dengan matang," kata Firdaus pada Jumat (5/3).

Dia menilai impor beras dalam jumlah besar akan dapat mengganggu beban mental para petani, dan pelaku usaha lainya yang kini tengah berjuang meningkatkan produksi dalam negeri.

"Kebijakan impor harus didasarkan pada data yang akurat. Dan sebuah data itu tidak bisa disediakan oleh satu pihak saja. Namun harus melibatkan data lain dan mengacu pada data yang benar. Kebijakan impor itu harus mengacu pada data yang valid," kata Prof Firdaus.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis adanya potensi peningkatan produksi padi pada tahun 2021 sebesar 4,86 juta hektare atau naik sebesar 26,56 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Kenaikan produksi ini terjadi karena panen raya di awal tahun, terutama di sejumlah daerah terus menunjukan tren positif.

Berdasarkan catatan BPS, pergerakan produksi beras tahun 2020 mencapai 54,65 juta ton. Angka ini masih lebih tinggi ketimbang angka tahun 2019 yang hanya mencapai 54,60 juta ton.

Guru Besar IPB Profesor Muhammad Firdaus kebijakan impor beras dalam jumlah besar dapat mengganggu mentall para petani yang menghadapi musim panen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News