Guru Besar UI Percaya Kunjungan Jokowi ke Rusia & Ukraina Bisa Selamatkan Dunia

jpnn.com, JAKARTA - Rencana kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina, Rusia patut diapresiasi karena Indonesia sebagai Presiden G20 telah mengambil inisiatif untuk menciptakan perdamaian dan menghentikan tragedi kemanusiaan di Ukraina, bahkan mencegah terjadinya tragedi pangan dunia.
“Hal ini karena perang di Ukraina telah menyengsarakan banyak pihak, termasuk negara-negara yang tidak terlibat dalam konflik, dan telah berdampak pada perekonomian dunia,” kata Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Kedua, rencana Presiden merupakan inisiatif Indonesia untuk selalu ikut dalam ketertiban dunia sebagaimana diamanahkan oleh Undang-undang Dasar 1945.
“Ketiga, Indonesia melakukan kunjungan ini dengan berpegang teguh pada politik luar negeri bebas aktif,” kata Hikmahanto.
Ia mengatakan Indonesia tidak berpihak kepada Ukraina maupun Rusia sehingga tidak memberi bantuan senjata kepada Ukraina maupun memberi dukungan kepada Rusia atas operasi militer khususnya.
Keberpihakan Indonesia adalah pada perdamaian dunia dan mengakhiri tragedi kemanusiaan.
Terakhir, rencana kunjungan dilakukan dalam upaya untuk mencari tahu dan mendalami apa hal-hal yang dapat disepakati oleh Rusia dan Ukraina agar tercipta gencatan senjata.
“Rencana kunjungan ini sama sekali tidak terlambat mengingat perang di Ukraina masih berlangsung sampai hari ini dan beberapa waktu ke depan,” kata dia.
Presiden Jokowi dijadwalkan mengunjungi Ukraina dan Rusia untuk bertemu pemimpin kedua negara berseteru tersebut
- Begini Analisis Aliabbas soal Kesan Putin tentang Pertemuan dengan Jokowi
- Analisis Pengamat Soal Pernyataan Putin setelah Bertemu Jokowi
- Kadin Batam: Pak Jokowi Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah
- HNW: Upaya Indonesia Mendamaikan Rusia dan Ukraina Tidak Boleh Berhenti
- Pulang dari UAE, Jokowi Langsung Melayat ke Rumah Duka Tjahjo Kumolo
- OSO Puji Keberanian Luar Biasa Jokowi Masuk ke Negara yang Sedang Berperang