Guru Besar USU Sebut Teknologi dan SDM Penentu Keberlanjutan FE Humbahas

Guru Besar USU Sebut Teknologi dan SDM Penentu Keberlanjutan FE Humbahas
Food Estate di Humbahas. Foto: Hortikultura

Dia menilai apa yang sudah dimulai dengan pembukaan lahan dan penanaman perdana tahun lalu bukan pekerjaan sia-sia.

"Pada kenyataanya lahan tersebut bisa menghasilkan sekitar 5,7 ton per hektar bawang merah dan 2,7 ton per hektar bawang putih. Sedangkan hasil panen yang diperoleh dari kentang industri varietas Bliss rata-rata 10 - 15 ton per hektar pada pada panen musim tanam awal," ujarnya, Selasa (24/8).

Kendati demikian, menurutnya, harus diakui perlu upaya perbaikan di berbagai aspek, agar lahan tersebut bisa tetap produktif.

"Kuncinya di perbaikan kualitas tanah melalui penambahan unsur organik, penerapan teknologi budidaya hingga pascapanen, peningkatan kapasitas SDM petani serta penataan kelembagaan usaha petani," kata Noverita.

Noverita mengatakan kolaborasi dan koordinasi pengelolaan kawasan perlu terus ditingkatkan. Penataan kawasan perlu memperhatikan aspek kearifan lokal misalnya kebiasaan petani hamijon yang selama ini menggantungkan pendapatannya dari hasil hutan dan kebun seperti kemenyan, andaliman, dan kopi.

"Dibutuhkan pendampingan intensif untuk mengawal petani yang saat ini berbudidaya hortikultura," katanya.

Ke depan pihaknya juga mendorong penataan lahan yang mengedepankan aspek konservasi lahan dan air untuk menjaga keberlanjutan usaha tani.

"Konservasi lahan dan air sangat penting diperhatikan. Teknologi irigasi hemat air seperti irigasi tetes yang saat ini mulai diinisiasi oleh pengelola kawasan, bisa saja diterapkan karena teknologi tersebut bisa menghemat biaya tenaga kerja," tandasnya.

Guru Besar USU menyebutkan teknologi dan kemampuan SDM yang akan menjadi penopang keberlanjutan Food Estate di Humbahas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News