Guru Besar USU Sebut Teknologi dan SDM Penentu Keberlanjutan FE Humbahas

Guru Besar USU Sebut Teknologi dan SDM Penentu Keberlanjutan FE Humbahas
Food Estate di Humbahas. Foto: Hortikultura

Lembaga riset, badan litbang dan perguruan tinggi disebutnya bisa menjadi agen penting untuk mendorong pengembangan teknologi pangan di kawasan rintisan Food Estate. "Terlebih untuk komoditi hortikultura yang secara karakter memang padat modal dan padat teknologi," imbuh Noverita.

Berdasarkan pengamatan di lapangan di lokasi FE Desa Ria Ria, saat ini beberapa petani tengah mempersiapkan penanaman untuk musim tanam kedua.

Sebagian lahan sudah ditanami berbagai komoditas seperti kentang, bawang merah, kubis, cabai dan jagung.

Menurut penuturan salah seorang petani yang ikut program Food Estate, Jhonles Lumban Gaol mengaku hasil panen di musim pertama lumayan bagus. Bahkan dirinya bisa menjual hasil panen bawang merahnya dalam bentuk benih.

Untuk musim tanam kedua tahun ini, dirinya akan mengembangkan jagung bermitra dengan PT BISI seluas 1 hektar, serta bawang merah dan kentang masing-masing 6 rante (0,24 hektare, red) secara swadaya di lahan miliknya.

"Saya optimis lahan yang telah dibantu pengolahan dan penanaman pertamanya oleh pemerintah ini akan semakin bagus hasilnya nanti," tandas Jhonles semangat.

Sebagaimana diketahui, saat ini pengelolaan kawasan Food Estate Humbang Hasundutan dikoordinir oleh tim transisi yang diketuai Bupati Humbang Hasundutan, Dosmar Banjarnahor, bersama dengan tim dari Kemenko Maritim dan Investasi.

Meski begitu, kementerian lain termasuk Kementerian Pertanian masih terus melakukan aktivitas pengawalan dan pendampingan bersama Tim Transisi. (jpnn)

Guru Besar USU menyebutkan teknologi dan kemampuan SDM yang akan menjadi penopang keberlanjutan Food Estate di Humbahas.


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News