Guru - guru di Wilayah Perbatasan, Sungguh Luar Biasa

Guru - guru di Wilayah Perbatasan, Sungguh Luar Biasa
Guru di Perbatasan: (dari kiri) Marjuki, Rustiningsih, Hidayati, dan Harcungcung. Foto: Mesya/JPNN.com

Awalnya, Hidayati mengajarkan siswanya dengan menggunakan bahan papan untuk menggambarkan pola. Pola-pola itu merupakan perhitungan matematika. Sepintas hanya seperti batik biasa. Namun kalau dicermati, batik transformasi geometrik adalah rumus matematika.

Atas usaha Hidayati ini, dia berhasil masuk menjadi finalis di ajang guru SMA berprestasi tingkat nasional 2018. Dia berencana akan mengembangkan pembelajaran matematika lewat komik. Desain komiknya sudah jadi tinggal dikembangkan.

Lain lagi dengan Rustiningsih, guru SMPN 1 Nunukan. Dia menumbuhkan minat siswa terhadap mapel sains lewat metode Shopping Idea.

Mapel sains yang butuh laboratorium lengkap disulap Rustingsih lebih sederhana dengan Shopping Idea. Dia hanya minta siswa mencari bahan lewat internet atau apa saja tentang sistem reproduksi. Kemudian siswa diminta menggambarkannya lengkap dan ditempelkan di laboratorium.

"Hasil karyanya itu dipaparkan dalam diskusi kelompok. Mereka saling adu argumentasi tentang sistem reproduksi sehingga tanpa menggunakan digital visual, mereka bisa menguasai materi ini dengan baik," terang Rustiningsih yang menjadi finalis guru SMP berprestasi tingkat nasional 2018.

Berkat Shopping Idea ini, minat siswa SMPN 1 Nunukan akan sains terdongkrak. Nilai akademik siswa pun meningkat.

Guru berprestasi Marjuki, juga punya cerita. Guru asal Solo ini menjadi finalis guru pendidikan khusus berprestasi tingkat nasional 2018 atas pengabdiannya pada siswa berkebutuhan khusus.

Marjuki mengajar di SLB Nunukan. Di Kaltara, hanya ada empat SLB, salah satunya di Kab Kep Nunukan.

Para guru yang bertugas di wilayah perbatasan tetap semangat, mengembangkan inovasi demi kemajuan dunia pendidikan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News