Guru Wiyata Bhakti tak Mau Lagi Dikibuli Politisi

Guru Wiyata Bhakti tak Mau Lagi Dikibuli Politisi
Guru Wiyata Bhakti tak Mau Lagi Dikibuli Politisi

jpnn.com - BANJARNEGARA -  Politisasi guru sudah bukan rahasia lagi. Namun kali ini, Para guru yang tergabung dalam Forum Komunikasi Guru Wiyata Bakti (FKGWB) Banjarnegara  tak mau lagi dikibuli politisi, jelang pemilu 2014 mendatang.

Ketua II FKGWB Banjarnegara, Khafid Suharyanto mengatakan, saat ini pihaknya sudah tidak tertarik lagi dengan berbagai iming-iming para politisi.

Sebelumnya saat pemilu 2009, kata dia, ada Memmorandum of Understanding (MoU) antara salah satu calon kepala daerah dan wakilnya. Namun dia enggan menyebutkan kepala daerah dan wakilnya yang ia maksud.
    
"Namun ketika telah menjadi kepala daerah, MoU tidak berjalan sebagai mana mestinya. Hal ini disebabkan adanya kepentingan politik tertentu yang merecoki MoU. Akibatnya, dari 430 guru anggota FKGWB yang dijanjikan memperoleh tunjangan kesejahteraan, hanya 30 persennya  yang benar-benar menerima. Itupun tidak konsisten atau selalu ada setiap tahun. Kadang-ada kadang tidak, ini yang membuat kita sakit hati," ungkapnya.
    
Dia berharap ada upaya DPRD  dan pemda setempat untuk memperjuangkan nasib dan kesejahteraan mereka. Dia juga berharap agar tunjangan bagi guru wiyata bakti bersifat kontinyu. "Syukur-syukur kalau naik atau mendekati UMK," harapnya.

Dia menambahkan, tunjangan sebesar Rp 300 ribu atau Rp 400 ribu per bulan sangat besar artinya bagi guru wiyata bakti. "Memang belum memcukupi, namun dengan adanya honor dari sekolah sudah cukup meringankan beban kami," ungkapnya. (drn/din/sam/jpnn)


BANJARNEGARA -  Politisasi guru sudah bukan rahasia lagi. Namun kali ini, Para guru yang tergabung dalam Forum Komunikasi Guru Wiyata Bakti


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News