Gus Jazil Bicara Peran Ulama dan Santri Mempertahankan Kemerdekaan

Gus Jazil Bicara Peran Ulama dan Santri Mempertahankan Kemerdekaan
Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid (Gus Jazil). Foto: Humas MPR RI.

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan peringatan Hari Santri setiap 22 Oktober merupakan upaya untuk mengenang kembali bagaimana para ulama atau kiai dan umat Islam di Tanah Air ikut terlibat langsung dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di medan pertempuran.

“Umat Islam di bawah komando kiai memanggul senjata maupun tidak, pergi ke medan pertempuran untuk mempertahankan Indonesia dari penjajah yang menolak menyerah,” kata Jazilul di Jakarta, Senin  (12/10.

 

Perjuangan itu menurut Waketum PKB ini, menunjukan bahwa para ulama dan umat Islam peduli terhadap masa depan bangsa ini. “Bayangkan bila para kiai tidak mengeluarkan Resolusi Jihad pada masa itu,” lanjut Jazilul.
 
Menurutnya, dengan adanya Resolusi Jihad, umat Islam yang berada dalam radius 94 km dari tempat masuk dan keberadaan musuh, penjajah, diwajibkan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

 

“Seluruh umat Islam, laki-laki, perempuan, anak-anak, dan santri dengan senjata atau tidak wajib bela negara,” tuturnya. Sedang ummat Islam yang berada di luar radius 94 km, hukumnya fardu kifayah dalam ikut ke medan pertempuran.
 
Semangat para kiai dan umat Islam inilah yang menurut Gus Jazil -panggilan Jazilul, perlu diteladani oleh generasi bangsa ini. Sebab, kiai dan ulama terbukti mendahulukan kepentingan bangsa di atas kepentingan golongan.

Seruan kiai dikatakan membuat umat Islam berani ke medan pertempuran. “Demi membela kebenaran mereka sudi menghadapi musuh yang terlatih dan memiliki senjata yang hebat pada masa itu,” ujar Gus Jazil.
 
Alumni PMII itu menceritakan pada 21 Oktober 1945, para kiai yang berasal dari Jawa dan Madura berkumpul di Surabaya. Pertemuan membahas situasi terkini pada masa itu dipimpin oleh KH Abdul Wahab Hasbullah. Sehari setelahnya, tepatnya 22 Oktober 1945, Rais Akbar NU atau Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari mendeklarasikan Resolusi Jihad.

Resolusi itu dikeluarkan untuk mempertahankan Surabaya dari penjajah yang menolak menyerah kepada bangsa Indonesia sekaligus melindungi rakyat dari kembalinya kekuatan asing menguasai negeri ini.

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid bicara Resolusi JIhad yang kemudian menjadi Hari Santri dan diperingati setiap 22 Oktober.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News