Gus Jazil: Kalau Pak Luhut Baik Hati, Bagilah Datanya ke Kami
Politikus Partai Golkar itu mengeklaim banyak rakyat yang menginginkan urusan ekonomi lebih diperhatikan pemerintah era Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Luhut mengeklaim rakyat tidak ingin pelaksanaan politik memunculkan kegaduhan dan pembelahan seperti peristiwa Pemilu 2019.
Pelaksanaan pesta demokrasi lima tahunan pada 2019 kala itu menghasilkan beragam istilah untuk menggambarkan kubu politik tertentu seperti kecebong, kampret, dan kadrun.
"Kalau di bawah menengah bawah ini itu pokoknya pengen tenang, bicaranya ekonomi, tidak mau lagi seperti kemarin," kata Luhut dalam wawancara yang ditayangkan di YouTube akun Deddy Corbuzier.
Baca Juga: PA 212 Heran Jokowi Pilih Gaungkan Ritual Ketimbang Doa Bersama di IKN Nusantara
Luhut mengungkapkan bahwa data yang dikantonginya juga menyebut rakyat Indonesia saat ini merasa dalam keadaan susah akibat pandemi Covid-19.
Rakyat kemudian tidak sudi anggaran ratusan triliun dihamburkan demi menyelenggarakan Pemilu 2024 yang digelar secara serentak.
"Itu bilang, kita (rakyat, red) mau habisin Rp 110 triliun lebih untuk memilih, ini keadaan begini, buat apa, sih? Rp 110 triliun untuk Pilpres dengan Pilkada, kan, serentak. Nah, itu rakyat yang bicara," beber Luhut.
Jazilul Fawaid atau Gus Jazil berharap Luhut Binsar Panjaitan mau berbagi big data soal rakyat yang tidak tertarik dengan Pemilu 2024.
- Kejaksaan Eksekusi Terpidana Pelanggaran Pemilu 2024
- Pilkada 2024: Kaesang Masuk Bursa Calon Wali Kota Bekasi
- PPP Punya Bukti, 190 Ribu Suara Partai Hilang di Papua Tengah
- Serius Maju Pilkada Seram Bagian Timur, Tokoh Muda Ini Hadiri Acara Taaruf Bacakada PKB
- Visa Diaspora
- Habiburokhman: Sukarelawan adalah Bagian Internal TKN Prabowo-Gibran