Gus Miftah Diskusi Soal Diskriminasi Warga Indonesia Timur di Yogyakarta
jpnn.com, YOGYAKARTA - Perwakilan Tiga Tungku yakni para Pemuda Papua, Maluku, NTT menggelar Dialog Kebangsaan bersama Gus Miftah di Pondok Pesantren Ora Aji Yogyakarta, baru-baru ini.
Dalam momen tersebut, Gus Miftah bercerita tentang rasa syukur karena tinggal di lingkungan yang mayoritas katholik.
"Beli tanah untuk Pondok Pesantren Ora Aji dari seorang Pendeta," kata Gus Miftah melalui keterangan pers yang diterima JPNN.com, baru-baru ini.
Ustaz nyentrik itu mengaku dilahirkan di tengah kemajemukan perbedaan dan pluralisme.
Bahkan banyak sahabatnya berasal dari kalangan pendeta, pastor dan pemuka agama yang berbeda.
Cerita Gus Miftah ini secara tersirat menyampaikan bahwa tidak ada perbedaan antara ras atau agama satu dengan lainnya.
"Tidak ada sekat persaudaraan dengan Saudara Papua, Maluku dan NTT," ujarnya.
Menurutnya kemajemukan Indonesia ini seharusnya membuka mata tentang persepsi saling menghargai dan menghormati di Indonesia.
Ustaz nyentrik Gus Miftah diskusi soal diskriminasi warga Indonesia Timur yang tinggal di Yogyakarta.
- Superchallenge Supermoto Race 2024 Segera Bergulir, Seri Perdana di Yogyakarta
- Nasabah KUR BRI, Sate Klathak Pak Pong jadi Primadona Wisata Kuliner saat Mudik ke Yogyakarta
- Gempa di Tuban Jatim Terasa Hingga Jateng dan Yogyakarta
- Maybank Indonesia Dukung Gelaran Il Festino Tahun 2024
- Gus Miftah Serang Kemenag: Jangan Baper
- India Berlakukan UU Kewarganegaraan yang Mendiskriminasi Umat Islam