Gus Yaqut Minta Pemerintah Evaluasi Pengupahan Freeport

Gus Yaqut Minta Pemerintah Evaluasi Pengupahan Freeport
Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas. Foto: Jawa Pos/JPNN

"Dari 36,8 persen pekerja langsung berkewarganegaraan Indonesia, hanya 35,8 persen yang merupakan saudara kami, putra-putri asli Papua. Di mana sebanyak 98,9 persen di antaranya adalah buruh tambang dengan 24 jenjang upah dengan jenjang terendah mendapatkan upah sebesar Rp 3.316.000 dan jenjang tertinggi untuk karyawan hanya mendapat upah sebesar, Rp 5.517.000," jelas anggota Komisi VI DPR RI tersebut. 

Data lain menyebutkan, rasio pendapatan antara buruh berpendapatan terendah dengan komisaris utama Freeport di Amerika adalah 1:535.

Sementara itu, upah keseluruhan yang diterima 4.321 pekerja asal Indonesia di Papua setiap bulannya hanya 59,8 persen dari pendapatan komisaris utama Freeport.

"Jumlah itu hanyalah 0,017 persen atau sebanyak-banyaknya 0,028 persen dari laba bersih yang diterima Freeport tiap bulan," ungkap Gus Yaqut, sapaan akrabnya.

Adapun berdasarkan laporan keuangan yang telah dirilis diketahui bahwa 31 persen pendapatan Freeport berasal dari tembaga.

Sedangkan 99 persen pendapatan berasal dari emas dari tanah Papua.

Keuntungan bersih yang didapatkan Freeport diketahui lebih dari Rp 1.000 triliun.

Dari jumlah keuntungan tersebut, Freeport hanya memberikan kontribusi sebanyak Rp 80 triliun kepada Indonesia setiap tahunnya.

Gerakan Pemuda (GP) Ansor menilai, permasalahan terkait PT Freeport Indonesia (PTFI) tidak hanya tentang divestasi saham maupun kewajiban pembangungan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News