H+11 Gempa Sulteng: 2.010 Korban Meninggal

H+11 Gempa Sulteng: 2.010 Korban Meninggal
Salah satu kawasan di Palu yang terdampak gempa. Foto: M. Kusdharmadi/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Memasuki sebelas hari setelah gempa 7,4 SR yang disertai tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, korban gempa yang meninggal dunia kini mencapai 2.010 orang.

Data tersebut berdasarkan catatan terakhir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Selasa (9/10) pukul 13.00 WIB.

“2.010 korban meninggal dunia. Perinciannya 171 di Donggala, 1.601 di Palu, 222 di Sigi, 15 di Moutoung dan satu orang di Pasang Kayu,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Selasa (9/10).

Menurutnya, mayoritas korban ditemukan di Kota Palu, karena daerah tersebut banyak permukiman. Tsunami menyebabkan ribuan korban jiwa tertimbun dan sulit dievakuasi.

Jumlah korban yang berhasil ditemukan tim SAR gabungan yang dikoordinir Basarnas sebanyak 864 korban, terdiri dari 778 meninggal dunia dan 86 selamat. Sedangkan, yang ditemukan oleh relawan, masyarakat, dan petugas lainnya sebanyak 1.232 korban.

Sutopo menyebutkan, seluruh jenazah telah dimakamkan. Sebarannya, yakni 934 jenazah dimakamkan massal di TPU Paboya dan TPU Pantoloan, serta 1.076 sisanya di pemakaman keluarga.

Sementara itu, masih ada 2.549 orang mengalami luka berat dan 8.130 orang luka ringan yang masih menjalani perawatan di rumah sakit. Data pengungsi kini mencapai 82.775 orang dengan rincian 74.044 jiwa mengungsi di 112 titik di Palu dan Donggala, serta 8.731 jiwa di luar Sulawesi Tengah.

“Sebaran pengungsi paling banyak adalah di wilayah Kota Palu. Sebagian masyarakat telah kembali ke rumahnya, evakuasi ke luar Kota Palu, ada yang ke Makassar, Balikpapan, Gorontalo, Manado, dan Jakarta,” katanya.

Mayoritas korban gempa Sulteng ditemukan di Kota Palu karena daerah tersebut banyak permukiman.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News