Habibie Enerjik, Mega Teteskan Air Mata, SBY Papar Survei
Kamis, 02 Juni 2011 – 03:53 WIB
"Di setiap zaman, Pancasila harus melewati alur dialektika peradaban yang menguji ketangguhannya sebagai dasar filosofis bangsa Indonesia," kata Habibie. Namun saat ini, lanjut dia, Pancasila seolah-olah tenggelam dalam pusaran sejarah masa lalu. "Pancasila semakin jarang diucapkan, dikutip, dan dibahas," imbuhnya.
Salah satu yang menyebabkannya adalah fenomena globalisasi. Habibie menyebutkan, salah satunya dalam bidang ekonomi dengan adanya pengalihan kekayaan alam suatu negara ke negara lain. Di mana setelah diolah dengan nilai tambah yang tinggi, kemudian menjual produk-produk ke negara asal
"Sehingga rakyat harus "membeli jam kerja" bangsa lain. Ini adalah penjajahan dalam bentuk baru, neo-colonialism, atau dalam pengertian sejarah kita, suatu VOC (Verenigte Oostindische Companie) dengan baju baru," paparnya yang lagi-lagi disambut tepuk tangan.
Selama hampir 30 menit Habibie berpidato, SBY tampak seksama menyimak. Sesekali dia mencatat bagian pidato Habibie yang dirasanya penting.
JAKARTA - Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 yang diselenggarakan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) kemarin (1/6), tak ubahnya seperti
BERITA TERKAIT
- Pemerintah Terus Berupaya Memberantas Judi Online dan Pinjol Ilegal
- Sinkronisasi Data Korban Galodo Sumbar, BNPB: 61 Orang Meninggal
- Uni Irma Apresiasi Respons Cepat Mentan Amran Bantu Petani Korban Galodo Sumbar
- Baru Keluar Lapas, Residivis Sabu-Sabu Ini Ditangkap Lagi
- Irjen Helmy Keluarkan Instruksi, Preman di Lampung Siap-Siap Saja
- TB Hasanuddin Tegaskan Pulau di Indonesia Tidak Boleh Diperjualbelikan