Hadapi Industri 4.0, BLK Harus Ikuti Perkembangan

Hadapi Industri 4.0, BLK Harus Ikuti Perkembangan
Suasana salah satu kelas PLPG di BLK Kalsel, Sungai Ulin Banjarbaru, kemarin. Foto: SYARAFUDDIN/RADAR BANJARMASIN/JPNN.com

"Kalau dibilang anggaran kurang, ya kami kurang," ujar Al Hamidi.

Al Hamidi mengatakan pihaknya telah mendatangkan beberapa mesin bubut yang sesuai dengan kebutuhan industri untuk digunakan BLK.

Akan tetapi, jumlahnya masih jauh dari ideal. Sarana pendukung dengan teknologi kekinian pun menjadi masalah tersendiri bagi BLK, yakni kemampuan instruktur.

"Kalau mesinnya canggih juga instrukturnya belum siap," ujarnya.

Meski demikian, dirinya berupaya maksimal untuk menghadapi era industri digital dengan melengkapi sarana sesuai kebutuhan industri saat ini. "Kita berikan pelatihan desain, komputer, fotografi dan juga bisnis online," ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) menyebutkan BLK Pemerintah berjumlah 514 sedangkan swasta jumlahnya lebih sedikit hanya 58.

Hanya saja, jika mengacu pada data Pantau PJTKI, jumlah BLK swasta jauh lebih banyak hingga mencapai 189.

Di level nasional, persoalan BLK ditegaskan oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) yang akan membangun 1.000 BLK Komunitas pada 2019.

Pembangunan BLK Komunitas ini sejalan dengan kebijakan Presiden Joko Widodo untuk menjadikan tahun 2019 sebagai tahun pengembangan SDM melalui pendidikan dan pelatihan vokasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News